SBY Minta Jokowi Belajar dari Krisis 2008
SBY Minta Jokowi Belajar dari Krisis 2008
A
A
A
JAKARTA - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) minta Presiden Joko Widodo (Jokowi) belajar dari pengalaman dirinya berhasil menangani krisis moneter 2008.
"Indonesia memang sering alami gejolak. Dlm krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dlm krisis global 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya," ujarnya dalam akun twittenya @SBYudhoyono yang dikutip Sindonews, Selasa (25/8/2015).
SBY menjelaskan, pada 2008, Indonesia berhasil meminimalkan dampak terjadinya krisis global karena bersatunya pemerintah dan elemen bangsa lainnya.
"Th 2008-2009 dulu kita bs minimalkan dampak krisis global, krn pem (pusat & daerah), dunia usaha, BUMN, ekonom & pimpinan media bersatu," jelas dia.
Menurutnya, saat ini diperlukan kepemimpinan dengan arah yang jelas untuk memperbaiki kondisi perekonomian Tanah Air. "Saat ini,yg diperlukan adlh kepemimpinan dg direktif yg jelas; solusi, kebijakan & tindakan yg cepat & tepat; serta dukungan semua pihak," pungkas Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Indef Enny Sri Hartati menilai rupiah dibiarkan semakin melemah sejak 2008.
"Pemerintah tidak aware sejak krisis 2008 ketika rupiah melampaui batas psikologis pasar di atas Rp8.000/USD. Saat itu, harusnya ada tindakan (dari pemerintah)," kata dia di Jakarta, kemarin.
Baca: SBY: Ekonomi Negara Asia Sudah Lampu Kuning
"Indonesia memang sering alami gejolak. Dlm krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dlm krisis global 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya," ujarnya dalam akun twittenya @SBYudhoyono yang dikutip Sindonews, Selasa (25/8/2015).
SBY menjelaskan, pada 2008, Indonesia berhasil meminimalkan dampak terjadinya krisis global karena bersatunya pemerintah dan elemen bangsa lainnya.
"Th 2008-2009 dulu kita bs minimalkan dampak krisis global, krn pem (pusat & daerah), dunia usaha, BUMN, ekonom & pimpinan media bersatu," jelas dia.
Menurutnya, saat ini diperlukan kepemimpinan dengan arah yang jelas untuk memperbaiki kondisi perekonomian Tanah Air. "Saat ini,yg diperlukan adlh kepemimpinan dg direktif yg jelas; solusi, kebijakan & tindakan yg cepat & tepat; serta dukungan semua pihak," pungkas Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Indef Enny Sri Hartati menilai rupiah dibiarkan semakin melemah sejak 2008.
"Pemerintah tidak aware sejak krisis 2008 ketika rupiah melampaui batas psikologis pasar di atas Rp8.000/USD. Saat itu, harusnya ada tindakan (dari pemerintah)," kata dia di Jakarta, kemarin.
Baca: SBY: Ekonomi Negara Asia Sudah Lampu Kuning
(izz)
Explore More