Ekonom: RI Ibarat Rumput Bergoyang dan Diinjak

Selasa, 25 Agustus 2015 - 19:32 WIB
Ekonom: RI Ibarat Rumput...
Ekonom: RI Ibarat Rumput Bergoyang dan Diinjak
A A A
JAKARTA - Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengibaratkan fenomena ambruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga menyentuh Rp14.000/USD serta perekonomian Indonesia yang lesu seperti gajah yang sedang bertarung, dan Indonesia layaknya rumput bergoyang dan diinjak.

Dia mengungkapkan, fenomena ambruknya nilai tukar rupiah terhadap USD ini sudah sedianya menjadi pelajaran berharga untuk pemerintah ke depannya. Sebab, untuk melakukan langkah antisipasi saat ini sudah sangat terlambat.

"‎Ekonomi domestik kan besar, kita kemarin defisit CAD, kita masih impor besar. Reformasi struktural. Sekarang susah, mungkin sifatnya suplemen saja supaya enggak tambah dalam. Sekarang ibaratnya gajah sedang bertarung, kita ibarat rumput yang bergoyang terus diinjak-injak," katanya saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Menurutnya, pemerintah memang sedianya harus melakukan upaya agar ambruknya rupiah dan pelemahan ekonomi tidak semakin dalam dirasakan Indonesia. Terlebih, masih banyak kebijakan yang dikeluarkan untuk mendongkrak perekonomian Indonesia belum ada yang terealisasi.

"‎Banyak juga (kebijakan) yang diomongin tapi belum keluar. Percepatan infrastruktur Perpres-nya belum keluar, UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) nya belum bahas. Padahal itu penting. Pejabatnya kan jadi takut ambil keputusan," imbuh dia.

David menyarankan agar pemerintah melakukan deregulasi dan memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Hal tersebut sebagai upaya jangka pendek agar pelemahan ekonomi dan nilai tukar tidak semakin dalam.

"‎Banyak yang perlu diberesin. Deregulasi dan perbaiki iklim investasi. Agar investasi langsung masuk. MoU kan sudah banyak, ya tinggal direalisasikanlah. Sehingga akan banyak dolar masuk," pungkasnya.

Chief Executive Officer (CEO) MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) mengemukakan, dalam mengatasi masalah ekonomi di Tanah Air, pemerintah harus merevisi seluruh kebijakan yang menghambat investasi. (Baca: HT: Kebijakan Penghambat Investasi Harus Direvisi).

HT mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkerek jika investasi masuk ke Indonesia. Untuk itu, seluruh kebijakan yang sekiranya akan menghambat investasi masuk harus dipangkas.

"‎Kalau saya lihat, investasi harus masuk. Semua kebijakan yang menghambat investasi harus dipangkas, belanja pemerintah harus cepat dilaksanakan," katanya usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/8/2015).
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0606 seconds (0.1#10.140)