Ini Cara Aher Atasi Pelemahan Rupiah
A
A
A
GARUT - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan (Aher) menilai pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bisa diatasi dengan government spending atau pengeluaran pemerintah.
Aher mengatakan, government spending harus dipercepatnya agar nilai tukar rupiah kembali menguat. "Menyikapi nilai tukar yang terus turun, kita harus dorong agar rupiah naik lagi, yaitu dengan government spending dipercepat. Baik APBN dan APBD, harus dipercepat," kata Aher di Garut, Jabar, Rabu (26/8/2015).
Dia optimistis percepatan belanja pemerintah yang mencakup semua konsumsi dan investasi akan menghindarkan PHK massal. Aher mengakui, melemahnya nilai tukar rupiah setidaknya telah dirasakan saat ini.
"Sesuai arahan Pak Presiden yang dipercepat, kita akan laksanakan. Mudah-mudahan dengan cara government spending ini, tidak ada PHK. Terlebih kita akan menghadapi MEA. Jabar mudah-mudahan siap," ujarnya.
Para pengusaha di Jabar yang bergerak pada bidang industri sangat merasakan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat Yedi Karyadi menjelaskan, beratnya beban yang ditanggung pengusaha akibat melemahnya rupiah terjadi karena mereka tetap harus mengimpor produk bahan baku dari luar negeri dalam produksinya.
"Ongkos produksi semakin tinggi, daya beli menurun. Itulah yang dirasakan teman-teman pengusaha yang bergerak di bidang industri tekstil dan makanan. Mereka harus tetap mendatangkan bahan baku impor dengan mata uang dolar AS," tandasnya.
Aher mengatakan, government spending harus dipercepatnya agar nilai tukar rupiah kembali menguat. "Menyikapi nilai tukar yang terus turun, kita harus dorong agar rupiah naik lagi, yaitu dengan government spending dipercepat. Baik APBN dan APBD, harus dipercepat," kata Aher di Garut, Jabar, Rabu (26/8/2015).
Dia optimistis percepatan belanja pemerintah yang mencakup semua konsumsi dan investasi akan menghindarkan PHK massal. Aher mengakui, melemahnya nilai tukar rupiah setidaknya telah dirasakan saat ini.
"Sesuai arahan Pak Presiden yang dipercepat, kita akan laksanakan. Mudah-mudahan dengan cara government spending ini, tidak ada PHK. Terlebih kita akan menghadapi MEA. Jabar mudah-mudahan siap," ujarnya.
Para pengusaha di Jabar yang bergerak pada bidang industri sangat merasakan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat Yedi Karyadi menjelaskan, beratnya beban yang ditanggung pengusaha akibat melemahnya rupiah terjadi karena mereka tetap harus mengimpor produk bahan baku dari luar negeri dalam produksinya.
"Ongkos produksi semakin tinggi, daya beli menurun. Itulah yang dirasakan teman-teman pengusaha yang bergerak di bidang industri tekstil dan makanan. Mereka harus tetap mendatangkan bahan baku impor dengan mata uang dolar AS," tandasnya.
(izz)