Pertamina Rugi, Harga BBM Dipastikan Tidak Naik
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memastikan, tidak akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) meski PT Pertamina (Persero) tengah merugi dan harga minyak dunia menyentuh USD40/barel.
Kerugian Perseroan yang dipimpin mantan bos PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto tersebut mencapai angka Rp12,63 triliun hingga semester I/2015, karena harus menanggung sebagian besar selisih harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar.
"Tidak akan ada kenaikan harga BBM. September, sebagaimana yang biasanya di akhir bulan kan dikaji harganya. Sekarang Dirjen Migas sedang mengkaji. Besok lusa akan umumkan, kita tunggu saja," kata dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Sudirman mengatakan, hal tersebut diambil karena beberapa pilihan, yaitu menurunkan harga atau menyimpannya untuk mengkompensasi kerugian Pertamina di semester I.
"Kedua, supaya kita punya tabungan untuk membangun listrik terluar. Supaya kita punya tabungan untuk membangun infrastruktur di daerah timur. Supaya kita punya tabungan untuk pembangunan depo-depo," jelasnya.
Meski rugi hingga triliunan rupiah, namun sampai saat ini, Sudirman belum memberikan angka berapa yang sudah dibayarkan Pertamina untuk kerugian tersebut. "Saya harus cek ke Pertamina. Saya belum dapat laporan Pertamina. Nanti ya," pungkas dia.
Kerugian Perseroan yang dipimpin mantan bos PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto tersebut mencapai angka Rp12,63 triliun hingga semester I/2015, karena harus menanggung sebagian besar selisih harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar.
"Tidak akan ada kenaikan harga BBM. September, sebagaimana yang biasanya di akhir bulan kan dikaji harganya. Sekarang Dirjen Migas sedang mengkaji. Besok lusa akan umumkan, kita tunggu saja," kata dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Sudirman mengatakan, hal tersebut diambil karena beberapa pilihan, yaitu menurunkan harga atau menyimpannya untuk mengkompensasi kerugian Pertamina di semester I.
"Kedua, supaya kita punya tabungan untuk membangun listrik terluar. Supaya kita punya tabungan untuk membangun infrastruktur di daerah timur. Supaya kita punya tabungan untuk pembangunan depo-depo," jelasnya.
Meski rugi hingga triliunan rupiah, namun sampai saat ini, Sudirman belum memberikan angka berapa yang sudah dibayarkan Pertamina untuk kerugian tersebut. "Saya harus cek ke Pertamina. Saya belum dapat laporan Pertamina. Nanti ya," pungkas dia.
(izz)