Pembangunan PLTU Batang Ditargetkan Rampung 2018
A
A
A
BATANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang ditargetkan selesai 2018.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo saat meresmikan construction kick off PLTU Batang dan program elektrifikasi 50 lokasi di pulau terdepan dan daerah perbatasan, di Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jumat (28/8/2015).
"Dulu ada kesanggupan kepada saya bahwa pembangunan ini akan diselesaikan tidak dalam 60 bulan, tapi 40 bulan. Semoga janji itu bisa diselesaikan. Sehingga ini (PLTU Batang) selesainya 2018. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia memerlukan listrik mencapai 35 ribu megawatt (MW). Tapi yang bisa dipenuhi kemungkinan baru 5-6ribu MW," katanya.
Menurutnya, proyek pembangunan PLTU dengan kapasitas 2x1000 megawatt tersebut membutuhkan anggaran yang besar, sehingga pemerintah perlu menggandeng investor.
"Memang memerlukan modal yang besar, sebab APBN tidak cukup untuk itu. Oleh sebab itu pemerintah menggandeng investor," imbuh dia.
Selain itu, proyek PLTU tersebut sempat mangkrak hingga sekitar empat tahun karena terkendala pembebasan lahan untuk area pembangunan proyek tersebut.
"Sejak menteri saya lantik langsung saya targetnya harus bisa diselesaikan 6 bulan. Saya kejar terus tapi tidak selesai. Tapi alhamdulillah bisa selesai setelah mundur lagi 4 bulan," akunya.
Terkait sisa lahan yang belum dibebaskan, pemerintah menargetkan selesai dalam waktu satu bulan ke depan. Pihaknya mengaku akan terus melakukan pengecekan terhadap pembangunan proyek tersebut.
"Kalau ada 1,9% yang masih bermasalah, tadi pak Gubernur (Ganjar Pranowo) bisik-bisik ke saya, 'nanti saya rampungkan Pak Presiden sebulan. Beri saya waktu," ungkapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengklaim, dimulainya pembangunan PLTU Batang itu, sebagai bentuk keberhasilan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan. Sehingga kedepan, pihaknya berharap tidak ada lagi proyek-proyek mangkrak akibat terkendala perijinan atau pembebasan lahan.
"Dengan begini, tidak ada lagi investor yang ragu untuk berinvestasi ke kita (Indonesia)," harap Jokowi.
Dia menambahkan, prioritas pembangunan PLTU tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sebab, keluhan yang banyak didapatnya saat berkunjung ke daerah adalah mengenai ketersediaan listrik yang kurang.
"Terutama di luar Jawa, keluhannya adalah listrik. Semoga dengan tercukupinya listrik, anak-anak Indonesia bisa belajar di malam hari, nelayan bisa menghidupkan freezer, maupun ibu-ibu pemilik garmen juga bisa tetap bekerja. Selain itu, industri-industri besar hingga hotel juga bisa tetap berjalan," tandasnya.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo saat meresmikan construction kick off PLTU Batang dan program elektrifikasi 50 lokasi di pulau terdepan dan daerah perbatasan, di Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jumat (28/8/2015).
"Dulu ada kesanggupan kepada saya bahwa pembangunan ini akan diselesaikan tidak dalam 60 bulan, tapi 40 bulan. Semoga janji itu bisa diselesaikan. Sehingga ini (PLTU Batang) selesainya 2018. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia memerlukan listrik mencapai 35 ribu megawatt (MW). Tapi yang bisa dipenuhi kemungkinan baru 5-6ribu MW," katanya.
Menurutnya, proyek pembangunan PLTU dengan kapasitas 2x1000 megawatt tersebut membutuhkan anggaran yang besar, sehingga pemerintah perlu menggandeng investor.
"Memang memerlukan modal yang besar, sebab APBN tidak cukup untuk itu. Oleh sebab itu pemerintah menggandeng investor," imbuh dia.
Selain itu, proyek PLTU tersebut sempat mangkrak hingga sekitar empat tahun karena terkendala pembebasan lahan untuk area pembangunan proyek tersebut.
"Sejak menteri saya lantik langsung saya targetnya harus bisa diselesaikan 6 bulan. Saya kejar terus tapi tidak selesai. Tapi alhamdulillah bisa selesai setelah mundur lagi 4 bulan," akunya.
Terkait sisa lahan yang belum dibebaskan, pemerintah menargetkan selesai dalam waktu satu bulan ke depan. Pihaknya mengaku akan terus melakukan pengecekan terhadap pembangunan proyek tersebut.
"Kalau ada 1,9% yang masih bermasalah, tadi pak Gubernur (Ganjar Pranowo) bisik-bisik ke saya, 'nanti saya rampungkan Pak Presiden sebulan. Beri saya waktu," ungkapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengklaim, dimulainya pembangunan PLTU Batang itu, sebagai bentuk keberhasilan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan. Sehingga kedepan, pihaknya berharap tidak ada lagi proyek-proyek mangkrak akibat terkendala perijinan atau pembebasan lahan.
"Dengan begini, tidak ada lagi investor yang ragu untuk berinvestasi ke kita (Indonesia)," harap Jokowi.
Dia menambahkan, prioritas pembangunan PLTU tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sebab, keluhan yang banyak didapatnya saat berkunjung ke daerah adalah mengenai ketersediaan listrik yang kurang.
"Terutama di luar Jawa, keluhannya adalah listrik. Semoga dengan tercukupinya listrik, anak-anak Indonesia bisa belajar di malam hari, nelayan bisa menghidupkan freezer, maupun ibu-ibu pemilik garmen juga bisa tetap bekerja. Selain itu, industri-industri besar hingga hotel juga bisa tetap berjalan," tandasnya.
(dmd)