Rupiah Anjlok, Penjualan Daging Sapi Lesu
A
A
A
MAKASSAR - Melemahnya nilai tukar rupiah berimbas pada penjualan daging sapi. Di pasar tradisional Terong, Makassar, Selawesi Selatan, misalnya, penjualan daging sapi mengalami penurunan pembeli setelah rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di atas level Rp14.000.
Rizal, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Terong, Makassar mengatakan, suasana lesu sudah terjadi sekitar satu bulan terakhir. Meski harga daging sapi yang mereka jual normal, yakni Rp90 hingga Rp95 ribu per kg, namun daya beli masyarakat terhadap daging sapi menurun. “Sekarang jumlah pembeli (daging sapi) menurun,” ucapnya, Sabtu (29/8/2015)
Menurut Rizal, sebelum rupiah melemah minat masyarakat untuk membeli daging masih besar. Namun, seiring rupiah terus melemah terhadap USD, minat masyarakat juga turun.
Dia melihat, pembeli lebih memilih mengurangi komsumsi daging, karena lebih mengutamakan berbelanja kebutuhan pokok akibat anjloknya rupiah, seperti beras dan rempah-rempah.
Para pedagang berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan yang dapat menstabilkan ekonomi sehingga minat beli masyarakat kembali normal.
Baca juga:
Indef: Sebelum Rupiah Melorot UMKM Sudah Terkapar
Indef: Tidak Ada Dewa Penyelamat seperti Krisis 1998
RI Alami Siklus Gejolak Ekonomi Setiap 7 Tahun
Rizal, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Terong, Makassar mengatakan, suasana lesu sudah terjadi sekitar satu bulan terakhir. Meski harga daging sapi yang mereka jual normal, yakni Rp90 hingga Rp95 ribu per kg, namun daya beli masyarakat terhadap daging sapi menurun. “Sekarang jumlah pembeli (daging sapi) menurun,” ucapnya, Sabtu (29/8/2015)
Menurut Rizal, sebelum rupiah melemah minat masyarakat untuk membeli daging masih besar. Namun, seiring rupiah terus melemah terhadap USD, minat masyarakat juga turun.
Dia melihat, pembeli lebih memilih mengurangi komsumsi daging, karena lebih mengutamakan berbelanja kebutuhan pokok akibat anjloknya rupiah, seperti beras dan rempah-rempah.
Para pedagang berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan yang dapat menstabilkan ekonomi sehingga minat beli masyarakat kembali normal.
Baca juga:
Indef: Sebelum Rupiah Melorot UMKM Sudah Terkapar
Indef: Tidak Ada Dewa Penyelamat seperti Krisis 1998
RI Alami Siklus Gejolak Ekonomi Setiap 7 Tahun
(dmd)