Orang Super Kaya China Bakal Banjiri Pasar Real Estate AS
A
A
A
BEIJING - Gejolak pasar saham beberapa pekan terakhir kemungkinan akan mempercepat pembelian real estate oleh orang super kaya China di Amerika Serikat (AS) dan di negara lainnya.
"Investor (China) sedang melihat investasi luar negeri yang dapat meningkatkan pembelian mereka ke depan. Sementara beberapa dari mereka yang mungkin belum membeli telah mempertimbangkan membeli properti di AS," kata Kepala Savills Research James MacDonald, seperti dikutip dari Business Insider, Senin (31/8/2015).
Svenja Gudell, kepala ekonom di situs penelitian real estate, Zillow melihat real estate AS sebagai risiko yang relatif moderat, investasinya akan kembali tinggi, terutama jika pembeli mengantisipasi devaluasi yuan lebih lanjut dan volatilitas pasar.
Menurut US National Homebuyers Association, orang kaya China menjadi kelompok terbesar pembeli real estate asing di AS, dengan porsi 16% untuk rumah tunggal dan kondominium pada tahun lalu. Mereka di atas Kanada, yang membeli real estate dengan porsi 14%.
Biro Sensus Amerika Serikat menunjukkan, rumah-rumah ini biasanya harganya lebih mahal, rata-rata senilai USD831.800. Pembeli domestik biasanya membeli rata-rata USD345.800 untuk rumah keluarga tunggal.
Broker di AS telah melihat sentimen peningkatan investasi dari klien real estate asal China. Broker di Douglas Elliman yang mengkhususkan diri pada klien China, Emma Hao mengatakan bahwa dia sudah merasa telah terjadi peningkatan pembelian real estate oleh orang kaya China sebelum devaluasi yuan berlanjut.
"Karena mereka tidak merasa aman terhadap kondisi ekonomi dan politik, dengan devaluasi yuan, pasar saham melemah dan real estate di China mengalami gelembung besar, sehingga mereka mencari tempat lain," ujarnya.
Andrew Wu, seorang agen real estate di Daniel Gale Sotheby yang melayani pembeli real estate mewah asal China di Long Island, mengatakan bahwa pembeli China mencari tempat yang aman dan pasar real estate selalu dipandang sebagai investasi aman bagi pembeli China. Stabilnya kondisi politik dan sosial di AS menyebabkan orang kaya China memilih real estate di negara Paman Sam tersebut.
Gudell menambahkan, semakin banyak pembeli asal China yang mengincar properti residensial sebagai investasi. "Investor akan membeli di lingkungan kelas atas, seperti New York atau Los Angeles," katanya.
"Investor (China) sedang melihat investasi luar negeri yang dapat meningkatkan pembelian mereka ke depan. Sementara beberapa dari mereka yang mungkin belum membeli telah mempertimbangkan membeli properti di AS," kata Kepala Savills Research James MacDonald, seperti dikutip dari Business Insider, Senin (31/8/2015).
Svenja Gudell, kepala ekonom di situs penelitian real estate, Zillow melihat real estate AS sebagai risiko yang relatif moderat, investasinya akan kembali tinggi, terutama jika pembeli mengantisipasi devaluasi yuan lebih lanjut dan volatilitas pasar.
Menurut US National Homebuyers Association, orang kaya China menjadi kelompok terbesar pembeli real estate asing di AS, dengan porsi 16% untuk rumah tunggal dan kondominium pada tahun lalu. Mereka di atas Kanada, yang membeli real estate dengan porsi 14%.
Biro Sensus Amerika Serikat menunjukkan, rumah-rumah ini biasanya harganya lebih mahal, rata-rata senilai USD831.800. Pembeli domestik biasanya membeli rata-rata USD345.800 untuk rumah keluarga tunggal.
Broker di AS telah melihat sentimen peningkatan investasi dari klien real estate asal China. Broker di Douglas Elliman yang mengkhususkan diri pada klien China, Emma Hao mengatakan bahwa dia sudah merasa telah terjadi peningkatan pembelian real estate oleh orang kaya China sebelum devaluasi yuan berlanjut.
"Karena mereka tidak merasa aman terhadap kondisi ekonomi dan politik, dengan devaluasi yuan, pasar saham melemah dan real estate di China mengalami gelembung besar, sehingga mereka mencari tempat lain," ujarnya.
Andrew Wu, seorang agen real estate di Daniel Gale Sotheby yang melayani pembeli real estate mewah asal China di Long Island, mengatakan bahwa pembeli China mencari tempat yang aman dan pasar real estate selalu dipandang sebagai investasi aman bagi pembeli China. Stabilnya kondisi politik dan sosial di AS menyebabkan orang kaya China memilih real estate di negara Paman Sam tersebut.
Gudell menambahkan, semakin banyak pembeli asal China yang mengincar properti residensial sebagai investasi. "Investor akan membeli di lingkungan kelas atas, seperti New York atau Los Angeles," katanya.
(rna)