Sehatnya Rumah Ramah Lingkungan
A
A
A
Rumah bertema ramah lingkungan atau disebut juga eco friendly masih banyak diminati konsumen dan pengembang. Hal ini disebut menjadi solusi kondisi lingkungan yang mulai terasa dampak dari global warming, efek rumah kaca, hingga polusi yang tak terbendung.
Dampak lingkungan yang diakibatkan pembangunan sebuah bangunan baru sangatlah besar. Sebuah bangunan akan memerlukan energi yang besar, listrik, air, dan juga menghasilkan limbah dalam jumlah yang tidak sedikit. Karena itu, setiap pembangunan dapat mengakibatkan perubahan besar terhadap lingkungan sekitarnya.
Untuk mencegah hal tersebut, dibutuhkan suatu konsep pembangunan yang memperhatikan keadaan lingkungan. Inilah yang kita kenal sebagai konsep green building atau bangunan hijau yang ramah lingkungan. Penerapan konsep ini dapat dilakukan dalam berbagai unsur. Mulai dari bahan bangunan, desain, sampai perawatan bangunan dengan memanfaatkan teknologi canggih.
Masyarakat di kota-kota besar, termasuk Jakarta, semakin membutuhkan adanya pembangunan hijau ini akibat banyak terjadinya kerusakan alam dan efek pemanasan global yang membuat bumi semakin tidak nyaman untuk ditinggali. Di sejumlah negara Asia Tenggara, konsep ini sudah diterapkan dalam waktu beberapa tahun belakangan.
”Perancangan arsitektur sedikit banyak telah berubah, merefleksikan sikap masyarakat yang makin peduli terhadap lingkungan, seiring ketersediaan produk ramah lingkungan yang makin mudah di pasar,” kata arsitek Endy Subijono. Secara umum, dia menyampaikan, untuk menuju bangunan ramah lingkungan, kita perlu mengukur dampaknya terhadap lingkungan luar (bangunan) dan membantu perbaikan lingkungan dalam (bangunan).
Beberapa aspek yang diperhitungkan, antara lain rancangan arsitektur bangunan, metodologi pembangunannya, material yang dipakai, efisiensi penggunaan energi dan air, serta life cycle ecological living. Bagi orang awam, tentu tidak mudah menghitung sejumlah aspek itu. Menurut Endy, ada pendekatan umum yang bisa dipakai untuk merancang bangunan yang ramah lingkungan.
Pertama, mengenali lokasi. Langkah ini menyoal kualitas lingkungan hidup di sekitar dan kemungkinan tingkat kualitas hidup yang dapat dicapai di lingkungan seperti itu. Kesadaran Anda memperhatikan kondisi lokasi sangat penting dalam upaya memperoleh bangunan yang ramah lingkungan, baik dengan merenovasi bangunan, membeli rumah baru, maupun membangun rumah dari awal.
Ruang multifungsi bisa mengurangi luas tapak rumah dan perkerasan tanah. Kedua, mempertimbangkan ukuran bangunan. Berlawanan dengan pandangan umum, semakin besar ruang kian semakin baik bagi penggunanya. Dalam pendekatan bangunan ramah lingkungan tidak selalu demikian. Lebih besar tidak berarti lebih baik.
Bahkan, sebaliknya makin kecil bangunan, makin baik kontrol aspek lingkungan terhadap bangunan. Ketiga, harus ada kesadaran bahwa kita memang ingin membangun rumah ramah lingkungan. Kesadaran ini akan membantu kita fokus pada upaya perancangan yang realistis, yaitu penghematan energi dan perlindungan terhadap berbagai sumber alam yang akan dipakai.
Selain mengandalkan rumah ramah lingkungan, ecohome Serang City misalnya, juga didukung dengan fasilitas hunian internasional bintang lima. Kepala Cabang Serang City David Soen mengatakan, pembukaan tahap III Serang City dengan konsep ecohome mewujudkan impian konsumen yang mendambakan hunian yang asri dengan fasilitas high class.
Rendra Hanggara
Dampak lingkungan yang diakibatkan pembangunan sebuah bangunan baru sangatlah besar. Sebuah bangunan akan memerlukan energi yang besar, listrik, air, dan juga menghasilkan limbah dalam jumlah yang tidak sedikit. Karena itu, setiap pembangunan dapat mengakibatkan perubahan besar terhadap lingkungan sekitarnya.
Untuk mencegah hal tersebut, dibutuhkan suatu konsep pembangunan yang memperhatikan keadaan lingkungan. Inilah yang kita kenal sebagai konsep green building atau bangunan hijau yang ramah lingkungan. Penerapan konsep ini dapat dilakukan dalam berbagai unsur. Mulai dari bahan bangunan, desain, sampai perawatan bangunan dengan memanfaatkan teknologi canggih.
Masyarakat di kota-kota besar, termasuk Jakarta, semakin membutuhkan adanya pembangunan hijau ini akibat banyak terjadinya kerusakan alam dan efek pemanasan global yang membuat bumi semakin tidak nyaman untuk ditinggali. Di sejumlah negara Asia Tenggara, konsep ini sudah diterapkan dalam waktu beberapa tahun belakangan.
”Perancangan arsitektur sedikit banyak telah berubah, merefleksikan sikap masyarakat yang makin peduli terhadap lingkungan, seiring ketersediaan produk ramah lingkungan yang makin mudah di pasar,” kata arsitek Endy Subijono. Secara umum, dia menyampaikan, untuk menuju bangunan ramah lingkungan, kita perlu mengukur dampaknya terhadap lingkungan luar (bangunan) dan membantu perbaikan lingkungan dalam (bangunan).
Beberapa aspek yang diperhitungkan, antara lain rancangan arsitektur bangunan, metodologi pembangunannya, material yang dipakai, efisiensi penggunaan energi dan air, serta life cycle ecological living. Bagi orang awam, tentu tidak mudah menghitung sejumlah aspek itu. Menurut Endy, ada pendekatan umum yang bisa dipakai untuk merancang bangunan yang ramah lingkungan.
Pertama, mengenali lokasi. Langkah ini menyoal kualitas lingkungan hidup di sekitar dan kemungkinan tingkat kualitas hidup yang dapat dicapai di lingkungan seperti itu. Kesadaran Anda memperhatikan kondisi lokasi sangat penting dalam upaya memperoleh bangunan yang ramah lingkungan, baik dengan merenovasi bangunan, membeli rumah baru, maupun membangun rumah dari awal.
Ruang multifungsi bisa mengurangi luas tapak rumah dan perkerasan tanah. Kedua, mempertimbangkan ukuran bangunan. Berlawanan dengan pandangan umum, semakin besar ruang kian semakin baik bagi penggunanya. Dalam pendekatan bangunan ramah lingkungan tidak selalu demikian. Lebih besar tidak berarti lebih baik.
Bahkan, sebaliknya makin kecil bangunan, makin baik kontrol aspek lingkungan terhadap bangunan. Ketiga, harus ada kesadaran bahwa kita memang ingin membangun rumah ramah lingkungan. Kesadaran ini akan membantu kita fokus pada upaya perancangan yang realistis, yaitu penghematan energi dan perlindungan terhadap berbagai sumber alam yang akan dipakai.
Selain mengandalkan rumah ramah lingkungan, ecohome Serang City misalnya, juga didukung dengan fasilitas hunian internasional bintang lima. Kepala Cabang Serang City David Soen mengatakan, pembukaan tahap III Serang City dengan konsep ecohome mewujudkan impian konsumen yang mendambakan hunian yang asri dengan fasilitas high class.
Rendra Hanggara
(ars)