Menkeu Laporkan Hasil G20 ke Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro hari ini menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melaporkan hasil pertemuan G20 di Ankara, Turki.
Dia melaporkan bahwa pembicaraan dalam pertemuan tersebut menyepakati bahwa tahun ini memang tahun berat dan tidak memberikan prospek cerah pada negara manapun.
Selain itu, juga dilaporkan soal membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bakal memberikan konsekuensi terhadap negara lain, termasuk kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Namanya juga Menkeu, kita harus lapor kemarin kan saya baru pulang dari G20 di Turki. Saya laporkan perkembangan pembicaraan di sana. Dari G20 kemarin, 2015 memang tahun yang berat dan tidak memberikan prospek cerah pada siapapun. Juga membaiknya data AS juga memberikan konsekuensi terhadap negara lain, termasuk kepada rupiah kita kemarin," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Mantan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) ini juga menyampaikan kepada Jokowi bahwa sampai akhir tahun Indonesia harus menjaga ekonomi agar tetap baik. Prospek ekonomi tahun depan pun juga lebih baik dibanding 2015.
"Tahun depan mungkin prospeknya lebih baik. Karena ada kepastian soal AS, China juga devaluasinya mungkin sudah terbatas lagi. Jadi kepastian itu lebih ada di 2016, dibanding 2015 menjelang akhir," tutur dia.
Selain itu, Bambang juga melaporkan perkembangan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015. "Masih tahap awal. Kemudian juga perkembangan APBN sampai saat ini," pungkasnya.
Baca: Menkeu: Negara G-20 Keluhkan Kondisi Ekonomi
Dia melaporkan bahwa pembicaraan dalam pertemuan tersebut menyepakati bahwa tahun ini memang tahun berat dan tidak memberikan prospek cerah pada negara manapun.
Selain itu, juga dilaporkan soal membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bakal memberikan konsekuensi terhadap negara lain, termasuk kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Namanya juga Menkeu, kita harus lapor kemarin kan saya baru pulang dari G20 di Turki. Saya laporkan perkembangan pembicaraan di sana. Dari G20 kemarin, 2015 memang tahun yang berat dan tidak memberikan prospek cerah pada siapapun. Juga membaiknya data AS juga memberikan konsekuensi terhadap negara lain, termasuk kepada rupiah kita kemarin," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Mantan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) ini juga menyampaikan kepada Jokowi bahwa sampai akhir tahun Indonesia harus menjaga ekonomi agar tetap baik. Prospek ekonomi tahun depan pun juga lebih baik dibanding 2015.
"Tahun depan mungkin prospeknya lebih baik. Karena ada kepastian soal AS, China juga devaluasinya mungkin sudah terbatas lagi. Jadi kepastian itu lebih ada di 2016, dibanding 2015 menjelang akhir," tutur dia.
Selain itu, Bambang juga melaporkan perkembangan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015. "Masih tahap awal. Kemudian juga perkembangan APBN sampai saat ini," pungkasnya.
Baca: Menkeu: Negara G-20 Keluhkan Kondisi Ekonomi
(izz)