Pertamina-Adaro Optimalkan Infrastruktur BBM
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) hari ini menyepakati optimalisasi dan pelayanan pasokan infrastruktur BBM milik Adaro Energy Group. Langkah ini sesuai dengan upaya peningkatan ketahanan nasional.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, penandatanganan kerja sama meliputi dua hal, pertama kerja sama Fuel Supply Agreement (FSA) dengan PT Adaro Indonesia, dengan pemenuhan kebutuhan BBM Biosolar.
"Volume jual beli BBM sesuai yang disepakati sekitar 400.000 sampai 550.000 KL per tahun, dengan jangan waktu perjanjian hingga 2022," ujarnya di Gedung Pertamina, Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Lalu, kerja sama Fuel Facilities Agreement (FFA) dengan PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), dengan kegiatan sewa dan pemanfaatan Terminal BBM milik IBT di Mekar Putih, Pulau Laut, Kota Baru, Kalimantan Selatan, yang terdiri dari storage tank dengan kapasitas total sebesar 60.000 MT dan 2 fasilitas jetty dengan total kapasitas sebesar 1,4 juta KL per tahun.
"Kesepakatan ini merupakan milestone penting, dua perusahaan besar nasional, BUMN dan swasta melakukan sinergi yang sangat strategis, tidak hanya menguntungkan bagi kedua perusahaan tetapi juga bermanfaat bagi negara, khususnya penguatan stok BBM untuk ketahanan energi nasional," jelas dia.
Pada kesempatan sama, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menambahkan adanya inisiasi sinergi antara Pertamina dengan swasta demi meningkatkan ketahanan energi nasional. Storage untuk penampungan BBM milik perusahaan di Pulau Laut merupakan bagian penting dari kegiatan operasional.
"Infrastruktur logistik yang kami miliki siap untuk memberikan dukungan bagi ketahanan energi nasional, selain menjamin ketersediaan BBM untuk mendukung kegiatan operasional," tandasnya.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, penandatanganan kerja sama meliputi dua hal, pertama kerja sama Fuel Supply Agreement (FSA) dengan PT Adaro Indonesia, dengan pemenuhan kebutuhan BBM Biosolar.
"Volume jual beli BBM sesuai yang disepakati sekitar 400.000 sampai 550.000 KL per tahun, dengan jangan waktu perjanjian hingga 2022," ujarnya di Gedung Pertamina, Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Lalu, kerja sama Fuel Facilities Agreement (FFA) dengan PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), dengan kegiatan sewa dan pemanfaatan Terminal BBM milik IBT di Mekar Putih, Pulau Laut, Kota Baru, Kalimantan Selatan, yang terdiri dari storage tank dengan kapasitas total sebesar 60.000 MT dan 2 fasilitas jetty dengan total kapasitas sebesar 1,4 juta KL per tahun.
"Kesepakatan ini merupakan milestone penting, dua perusahaan besar nasional, BUMN dan swasta melakukan sinergi yang sangat strategis, tidak hanya menguntungkan bagi kedua perusahaan tetapi juga bermanfaat bagi negara, khususnya penguatan stok BBM untuk ketahanan energi nasional," jelas dia.
Pada kesempatan sama, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menambahkan adanya inisiasi sinergi antara Pertamina dengan swasta demi meningkatkan ketahanan energi nasional. Storage untuk penampungan BBM milik perusahaan di Pulau Laut merupakan bagian penting dari kegiatan operasional.
"Infrastruktur logistik yang kami miliki siap untuk memberikan dukungan bagi ketahanan energi nasional, selain menjamin ketersediaan BBM untuk mendukung kegiatan operasional," tandasnya.
(izz)