Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi kredit yang disalurkan perbankan pada Juli 2015 sebesar Rp3.859,6 triliun atau tumbuh 9,4% (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya (10,5%). Perlambatan kredit terjadi akibat pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) melemah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan, pada Juli 2015, Kredit Modal Kerja tercatat sebesar Rp1.826,4 triliun atau tumbuh 8,4% (yoy) lebih rendah dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya (10,4%;yoy).
"Perlambatan pertumbuhan kredit modal kerja antara lain terjadi pada sektor industri pengolahan dan PHR (perdagangan, hotel, dan restoran) masing–masing tumbuh 14,0% (yoy) dan 6,8% (yoy), turun dibanding 16,0% (yoy) dan 8,6% (yoy) pada bulan sebelumnya," kata Tirta di Jakarta.
Sementara itu, Kredit Investasi tercatat sebesar Rp936,7 triliun tumbuh melambat dari 11,3% (yoy) menjadi 10,8% (yoy) pada Juli 2015. Perlambatan Kredit Investasi tersebut, antara lain terjadi pada Industri Pengolahan dan Konstruksi yang masing-masing tumbuh 15,6% (yoy) dan 32,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan 16,5% (yoy) dan 36,5% (yoy) pada Juni 2015.
Dia melanjutkan, perlambatan pertumbuhan kredit juga terjadi pada kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta kredit properti. Kredit yang disalurkan kepada UMKM pada Juli 2015 tercatat sebesar Rp708,3 triliun tumbuh 8,8% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan Juni 2015 (9,2%;yoy).
Menurutnya, perlambatan pertumbuhan kredit UMKM dipicu oleh kredit pada skala usaha mikro dan kecil yang tumbuh melemah dari 18,6% (yoy) dan 4,7% (yoy) menjadi 16,8% (yoy) dan 3,5% (yoy).
Sementara itu, penyaluran kredit pada sektor properti tercatat sebesar Rp591,6 triliun atau tumbuh 13,6% (yoy), lebih rendah dibanding 14,1% (yoy) pada Juni 2015. (Baca: Obat Generik Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi)
Perlambatan tersebut terjadi pada kredit Konstruksi maupun Real Estate, yang masing–masing tumbuh 24,3% (yoy), dan 18,6% (yoy), turun dari 27,9% (yoy) dan 19,3% (yoy) pada Juni 2015. Sementara itu, suku bunga simpanan dan suku bunga kredit mengalami penurunan sejalan dengan melambatnya pertumbuhan kredit.
Baca juga:
OJK Pantau Dampak Rupiah terhadap Kredit Perbankan
Aprindo: Paket Kebijakan Ekonomi Tidak Istimewa
Lima Gejolak Harga Komoditas di Era Pemerintahan Jokowi
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan, pada Juli 2015, Kredit Modal Kerja tercatat sebesar Rp1.826,4 triliun atau tumbuh 8,4% (yoy) lebih rendah dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya (10,4%;yoy).
"Perlambatan pertumbuhan kredit modal kerja antara lain terjadi pada sektor industri pengolahan dan PHR (perdagangan, hotel, dan restoran) masing–masing tumbuh 14,0% (yoy) dan 6,8% (yoy), turun dibanding 16,0% (yoy) dan 8,6% (yoy) pada bulan sebelumnya," kata Tirta di Jakarta.
Sementara itu, Kredit Investasi tercatat sebesar Rp936,7 triliun tumbuh melambat dari 11,3% (yoy) menjadi 10,8% (yoy) pada Juli 2015. Perlambatan Kredit Investasi tersebut, antara lain terjadi pada Industri Pengolahan dan Konstruksi yang masing-masing tumbuh 15,6% (yoy) dan 32,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan 16,5% (yoy) dan 36,5% (yoy) pada Juni 2015.
Dia melanjutkan, perlambatan pertumbuhan kredit juga terjadi pada kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta kredit properti. Kredit yang disalurkan kepada UMKM pada Juli 2015 tercatat sebesar Rp708,3 triliun tumbuh 8,8% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan Juni 2015 (9,2%;yoy).
Menurutnya, perlambatan pertumbuhan kredit UMKM dipicu oleh kredit pada skala usaha mikro dan kecil yang tumbuh melemah dari 18,6% (yoy) dan 4,7% (yoy) menjadi 16,8% (yoy) dan 3,5% (yoy).
Sementara itu, penyaluran kredit pada sektor properti tercatat sebesar Rp591,6 triliun atau tumbuh 13,6% (yoy), lebih rendah dibanding 14,1% (yoy) pada Juni 2015. (Baca: Obat Generik Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi)
Perlambatan tersebut terjadi pada kredit Konstruksi maupun Real Estate, yang masing–masing tumbuh 24,3% (yoy), dan 18,6% (yoy), turun dari 27,9% (yoy) dan 19,3% (yoy) pada Juni 2015. Sementara itu, suku bunga simpanan dan suku bunga kredit mengalami penurunan sejalan dengan melambatnya pertumbuhan kredit.
Baca juga:
OJK Pantau Dampak Rupiah terhadap Kredit Perbankan
Aprindo: Paket Kebijakan Ekonomi Tidak Istimewa
Lima Gejolak Harga Komoditas di Era Pemerintahan Jokowi
(dmd)