Wall Street Melemah Jelang Pertemuan The Fed
A
A
A
NEW YORK - Indeks saham di Wall Steet ditutup melemah pada Senin waktu setempat karena banyak investor menunda membuat taruhan besar menjelang pertemuan Federal Reserve (The Fed) pekan ini ditambah kekhawatiran terhadap lemahnya data ekonomi China.
Bursa saham diharapkan tetap stabil menjelang pengumuman Federal Reserve, yang dijadwalkan dirilis pada Kamis setelah pertemuan dua hari, di mana mereka akan memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga atau tidak untuk kali pertama sejak 2006.
"Sama sekali tidak ada keyakinan. Semua orang menunggu Fed," kata ahli strategi investasi global di GuideStone Fund David Spika, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (15/9/2015).
The Fed menyatakan, akan menaikkan suku bunga jika ekonomi pulih dilihat dari data pasar tenaga kerja dan inflasi tapi pasar tenaga kerja saat ini membaik, namun inflasi tertekan oleh melemahnya harga minyak.
Saham telah stabil sejak China mendevaluasi mata uangnya pada bulan Agustus. Indeks S&P 500 telah bergerak 1% dalam 10 sesi perdagangan sejak 20 Agustus 2015.
"Karena volatilitas di pasar dan data yang bertentangan dengan ekonomi AS, itu benar-benar sulit untuk mendapatkan pegangan yang kuat mengenai apa yang mungkin dilakukan Fed," kata Spika.
Perdagangan berjalan lambat, dengan sekitar 5,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian selama dua puluh sesi sebelumnya sebanyak 8 miliar saham.
Dow Jones Industrial Average turun 62,13 poin atau 0,38% ke 16.370,96; indeks S&P 500 kehilangan 8,02 poin atau 0,41% ke 1.953,03 dan Nasdaq Composite turun 16,58 poin atau 0,34% ke 4.805,76.
Sembilan dari 10 sektor di indeks S&P jatuh, dipimpin oleh sektor bahan baku. Sektor utilitas naik 0,23%, sedangkan sektor energi turun 0,8% karena harga minyak mentah AS anjlok 1,4%.
Bursa saham diharapkan tetap stabil menjelang pengumuman Federal Reserve, yang dijadwalkan dirilis pada Kamis setelah pertemuan dua hari, di mana mereka akan memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga atau tidak untuk kali pertama sejak 2006.
"Sama sekali tidak ada keyakinan. Semua orang menunggu Fed," kata ahli strategi investasi global di GuideStone Fund David Spika, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (15/9/2015).
The Fed menyatakan, akan menaikkan suku bunga jika ekonomi pulih dilihat dari data pasar tenaga kerja dan inflasi tapi pasar tenaga kerja saat ini membaik, namun inflasi tertekan oleh melemahnya harga minyak.
Saham telah stabil sejak China mendevaluasi mata uangnya pada bulan Agustus. Indeks S&P 500 telah bergerak 1% dalam 10 sesi perdagangan sejak 20 Agustus 2015.
"Karena volatilitas di pasar dan data yang bertentangan dengan ekonomi AS, itu benar-benar sulit untuk mendapatkan pegangan yang kuat mengenai apa yang mungkin dilakukan Fed," kata Spika.
Perdagangan berjalan lambat, dengan sekitar 5,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian selama dua puluh sesi sebelumnya sebanyak 8 miliar saham.
Dow Jones Industrial Average turun 62,13 poin atau 0,38% ke 16.370,96; indeks S&P 500 kehilangan 8,02 poin atau 0,41% ke 1.953,03 dan Nasdaq Composite turun 16,58 poin atau 0,34% ke 4.805,76.
Sembilan dari 10 sektor di indeks S&P jatuh, dipimpin oleh sektor bahan baku. Sektor utilitas naik 0,23%, sedangkan sektor energi turun 0,8% karena harga minyak mentah AS anjlok 1,4%.
(rna)