Membantu Memperbaiki Kehidupan Sosial Masyarakat

Kamis, 17 September 2015 - 09:55 WIB
Membantu Memperbaiki...
Membantu Memperbaiki Kehidupan Sosial Masyarakat
A A A
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia masih di beberapa daerah masih dalam kondisi yang memprihatinkan.

Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya memperbaikinya dengan berbagai program. Sayangnya masih banyak terhalang oleh minimnya dana. Itulah sebabnya sejumlah perusahaan berinisiatif membantu pemerintah memperbaiki kehidupan sosial warga. Manager CSR Pertamina Agus Mashud mengatakan, setidaknya ada empat program utama yang dilakukan Pertamina.

Keempat program tersebut memiliki kaitan dengan upaya pemberdayaan masyarakat, seperti yang dianjurkan pemerintah, yakni di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. ”Semua program ini mendukung upaya memandirikan masyarakat,” katanya. Program meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat terlihat dari program desa binaan. Setidaknya sudah ada 100 desa binaan yang disentuh Pertamina.

Program yang dikembangkan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari masyarakat desa masing-masing. Program yang dikembangkan biasanya meliputi beberapa aspek, seperti pemberdayaan ekonomi, pendidikan, atau kesehatan. Tidak perlu heran kalau taraf hidup masyarakat desa binaan Pertamina kini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Melalui program tersebut Pertamina ingin memberikan nilai lebih kepada masyarakat. Ada warga yang awalnya hanya buruh tani kini sudah menjadi seorang wirausaha. ”Ini polanya ada pendampingan. Di tahun ketiga masyarakat diharapkan sudah mandiri. Konsepnya, kita ingin menjadi inspirasi membangkitkan masyarakat yang mempunyai potensi sampai minimal bisa berjalan sendiri, walaupun pada awalnya tertatih,” papar Agus.

Dia mencontohkan Desa Tambarejo, Semarang, Jawa Tengah, sebagai desa binaan. Program yang mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar dapat dibuktikan dengan pengembangan program budi daya mangrove dan cemara laut yang semakin hari kian bertambah. Selain itu, berbagai instansi pemerintah maupun swasta sering kali menjadikan pembibitan mangrove Tambakrejo sebagai destinasi dalam penelitian mangrove .

Program lainnya adalah Pertamina Sehati, yakni program sehat ibu dan anak tercinta melalui revitalisasi posyandu. Artinya, sejumlah posyandu terpilih akan ditingkatkan kapasitasnya sehingga bisa memberikan layanan yang baik kepada masyarakat. Program ini tidak hanya berlaku di sekitar daerah operasi, tetapi juga di daerah konflik, terbelakang, dan terisolasi.

Di sektor pendidikan, Pertamina memiliki program olimpiade sains Indonesia. Pada 15 Oktober mendatang diadakan tes mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk memenangkan hadiah yang telah dipersiapkan. Tahun ini Pertamina menantang calon peserta untuk membuat produk yang terkait dengan energi baru terbarukan. Terakhir adalah program terakhir dengan keanekaragaman hayati.

Lingkup kerja perusahaan yang hadir di setiap propinsi menjadi alasan bagi Pertamina untuk ikut melestarikan hewan maupun tumbuhan yang dianggap telah endemik. Seperti bekantan di Kalimantan, kupu-kupu di Lampung, dan elang di Garut. Terkait dengan itu, anak perusahaan Pertamina, Pertamina Geothermal Energy (PGE), melepas-liarkan seekor elang jawa (Nisaetus bartelsi) sebagai bagian dari aksi pedulinya terhadap satwa langka tersebut.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Irfan Zainuddin, elang jawa merupakan salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Sejak 1992, satwa ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. Populasi elang jawa di Indonesia kini tinggal 700 ekor.

Pusat Konservasi Elang Kamojang yang terletak di Desa Wisata Laksana, Kabupaten Bandung, itu diharapkan dapat juga mengembangkan pariwisata. ”Desa Wisata Laksana mengembangkan aspek perlindungan lingkungan, edukasi, pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Ahmad Arifin, 35, warga Desa Wonokerto, Bancak, Kabupaten Semarang, mengakui pola CSR yang dikembangkan Pertamina sangat sesuai kebutuhan masyarakat. Desanya, menjadi Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) Binaan Pertamina pada 2010. ”Kami menanam pohon naga merah,” katanya. Sebelum program itu masuk ke desanya, penduduk Desa Wonokerto menggantungkan hidup dari menanam padi. Akibatnya, buruh tani yang jumlahnya cukup banyak tidak memiliki pendapatan memadai.

Setelah program itu jalan, hampir semua warga memiliki pekerjaan sampingan. Terlebih buah naga yang diproduksi bisa diolah menjadi makanan lain seperti keripik, selai, dan minuman. Dari hasil olahan buah naga maupun buahnya langsung, warga bisa mendapatkan pendapatan di kisaran Rp500.000-700.000 per bulan. Rata-rata memanen lebih dari empat kilogram buah naga merah.

Tentu hal itu tergantung dari luas lahan yang ditanamkan pohon naga merah. Secara total, areal penanaman pohon naga merah di Desa Wonokerto seluas enam hektare dengan 12.000 pohon, meliputi 108 kepala keluarga.

Hermansah
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1003 seconds (0.1#10.140)