Serap 97% Tenaga Kerja, Status UMKM Kebanyakan Informal
A
A
A
JAKARTA - CEO Smartpreneur Pro Indonesia Budi Isman mengungkapkan, sebanyak 97% tenaga kerja Indonesia berasal dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sayangnya, mayoritas status UMKM masih informal atau tidak resmi.
Padahal, sektor UMKM menyumbang 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. "Jadi, ekonomi kita ini diputar oleh sektor UMKM sebanyak 60%, dan tenaga kerja kita 97% dari bisnis dan UMKM," katanya di Gedung Sindo, Jakarta, Sabtu (19/9/2015).
Berdasarkan data statistik, pengusaha Indonesia mencapai 57 juta. Dari jumlah itu, sebanyak 99% UMKM, statusnya masih informal. Misalnya tukang bakso, warung-warung makan dan lainnya.
"Kita butuh yang small medium enterprise yang ingin menjadi besar. Inilah target utama kita. Jadi, kalau ada tukang bakso mau masuk sini, bisa. Misalnya, kalau mereka mau kembangkan usaha bakso Malang, bisa. Silakan masuk sini dan sama-sama membangun," tutur Budi.
Di samping itu, dia mengingatkan pelaku usaha kecil dan menengah untuk menggunakan modal dan penghasilannya dengan baik. Jangan hanya untuk ekspansi atau perluasan usaha.
Dia mencontohkan pengalamannya ketika menjadi CEO perusahaan susu formula bayi. Saat itu, dibanding membangun pabrik, Budi lebih memilih menggunakan uangnya untuk membina UMKM.
Dia bercerita, dengan dana Rp2,5 triliun saat itu bisa saja digunakan untuk membangun pabrik dan membuka sekitar 150 lapangan pekerjaan. Namun dana tersebut digunakan untuk membina UMKM, sehingga pekerja baru yang tercipta menjadi jauh lebih banyak lagi.
"Jadi, manfaatkan modal dan penghasilan dengan baik untuk mencetak pekerja baru lebih banyak," tandasnya.
(Baca: Pelatihan Oneintwenty Kembali Digelar, Syarat Peserta Diperketat)
Padahal, sektor UMKM menyumbang 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. "Jadi, ekonomi kita ini diputar oleh sektor UMKM sebanyak 60%, dan tenaga kerja kita 97% dari bisnis dan UMKM," katanya di Gedung Sindo, Jakarta, Sabtu (19/9/2015).
Berdasarkan data statistik, pengusaha Indonesia mencapai 57 juta. Dari jumlah itu, sebanyak 99% UMKM, statusnya masih informal. Misalnya tukang bakso, warung-warung makan dan lainnya.
"Kita butuh yang small medium enterprise yang ingin menjadi besar. Inilah target utama kita. Jadi, kalau ada tukang bakso mau masuk sini, bisa. Misalnya, kalau mereka mau kembangkan usaha bakso Malang, bisa. Silakan masuk sini dan sama-sama membangun," tutur Budi.
Di samping itu, dia mengingatkan pelaku usaha kecil dan menengah untuk menggunakan modal dan penghasilannya dengan baik. Jangan hanya untuk ekspansi atau perluasan usaha.
Dia mencontohkan pengalamannya ketika menjadi CEO perusahaan susu formula bayi. Saat itu, dibanding membangun pabrik, Budi lebih memilih menggunakan uangnya untuk membina UMKM.
Dia bercerita, dengan dana Rp2,5 triliun saat itu bisa saja digunakan untuk membangun pabrik dan membuka sekitar 150 lapangan pekerjaan. Namun dana tersebut digunakan untuk membina UMKM, sehingga pekerja baru yang tercipta menjadi jauh lebih banyak lagi.
"Jadi, manfaatkan modal dan penghasilan dengan baik untuk mencetak pekerja baru lebih banyak," tandasnya.
(Baca: Pelatihan Oneintwenty Kembali Digelar, Syarat Peserta Diperketat)
(rna)