Rupiah Dibuka Lesu Hadapi Penguatan USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini dibuka lesu hadapi penguatan dolar Amerika Serikat (USD).
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp14.471/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke Rp14.488/USD. Posisi tersebut tak jauh beda dengan penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.486/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.486/USD, terkoreksi 35 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.451/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp14.474/USD. Posisi ini mendatar dengan posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.476/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.474/USD. Posisi itu menguat 59 poin dibanding posisi penutupan kemarin di level Rp14.533/USD.
Sementara USD berada di level tertinggi dalam hampir dua pekan pada Selasa karena pulih dari kekecewaan atas keputusan Federal Reserve (The Fed) pekan lalu yang menunda kenaikan suku bunga.
Para pedagang mengatakan, permintaan USD di akhir kuartal, kenaikan imbal hasil obligasi dan serangkaian komentar dari pejabat Fed yang terus mengharapkan kenaikan suku bunga tahun ini memberi imbas positif pada USD.
Sebaliknya, bank-bank sentral utama lainnya termasuk Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) diperkirakan akan melanjutkan program stimulus moneternya. Akibatnya, indeks USD kembali dekat 96,000, rebound sekitar 2% dari koreksi pada Jumat lalu di 94,063.
Terhadap yen, USD berada di 120,50, dari posisi akhir pekan lalu di 119,04. Sementara euro merosot ke 1,1185/USD dari rekor pekan lalu di 1,1460.
"Pasar mata uang fokus pada meningkatnya imbal hasil AS pertemuan berikutnya FOMC yang memiliki kemungkinan untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Hal ini mendorong USD melanjutkan reli," tulis analis ANZ dalam sebuah catatannya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/9/2015).
Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan, keputusan The Fed pekan lalu sebagian besar merupakan latihan "manajemen risiko" untuk memastikan volatilitas pasar baru-baru tidak akan menjadi hambatan pada ekonomi AS. Dia mengharapkan Fed akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini.
Adapun dolar Australia merosot ke 0,7130/USD, mundur dari posisi tinggi pada Jumat di 0,7280/USD, sementara dolar Selandia Baru kembali ke 0,6325/USD dari rekor pekan lalu di 0,6458/USD.
(Baca: Rupiah Potensi Bergerak Positif)
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp14.471/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke Rp14.488/USD. Posisi tersebut tak jauh beda dengan penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.486/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.486/USD, terkoreksi 35 poin dari posisi sebelumnya di level Rp14.451/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp14.474/USD. Posisi ini mendatar dengan posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.476/USD.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.474/USD. Posisi itu menguat 59 poin dibanding posisi penutupan kemarin di level Rp14.533/USD.
Sementara USD berada di level tertinggi dalam hampir dua pekan pada Selasa karena pulih dari kekecewaan atas keputusan Federal Reserve (The Fed) pekan lalu yang menunda kenaikan suku bunga.
Para pedagang mengatakan, permintaan USD di akhir kuartal, kenaikan imbal hasil obligasi dan serangkaian komentar dari pejabat Fed yang terus mengharapkan kenaikan suku bunga tahun ini memberi imbas positif pada USD.
Sebaliknya, bank-bank sentral utama lainnya termasuk Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) diperkirakan akan melanjutkan program stimulus moneternya. Akibatnya, indeks USD kembali dekat 96,000, rebound sekitar 2% dari koreksi pada Jumat lalu di 94,063.
Terhadap yen, USD berada di 120,50, dari posisi akhir pekan lalu di 119,04. Sementara euro merosot ke 1,1185/USD dari rekor pekan lalu di 1,1460.
"Pasar mata uang fokus pada meningkatnya imbal hasil AS pertemuan berikutnya FOMC yang memiliki kemungkinan untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Hal ini mendorong USD melanjutkan reli," tulis analis ANZ dalam sebuah catatannya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (22/9/2015).
Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan, keputusan The Fed pekan lalu sebagian besar merupakan latihan "manajemen risiko" untuk memastikan volatilitas pasar baru-baru tidak akan menjadi hambatan pada ekonomi AS. Dia mengharapkan Fed akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini.
Adapun dolar Australia merosot ke 0,7130/USD, mundur dari posisi tinggi pada Jumat di 0,7280/USD, sementara dolar Selandia Baru kembali ke 0,6325/USD dari rekor pekan lalu di 0,6458/USD.
(Baca: Rupiah Potensi Bergerak Positif)
(rna)