Dana Asing Keluar dari China Cetak Rekor

Jum'at, 25 September 2015 - 15:19 WIB
Dana Asing Keluar dari China Cetak Rekor
Dana Asing Keluar dari China Cetak Rekor
A A A
BEIJING - Dana asing yang keluar dari China lebih cepat dari sebelumnya. Diperkirakan mencapai USD141,66 miliar pada Agustus, melebihi rekor sebelumnya USD124,62 miliar pada Juli 2015.

Arus modal keluar yang disebut "uang panas" itu karena Bank Rakyat China (PBOC) secara mengejutkan pasar global dengan mendevaluasi yuan pada 11 Agustus, memicu penurunan harga komoditas di seluruh dunia, ekuitas dan mata uang di negara berkembang.

Perdana Menteri China Li Keqiang mencoba untuk menenangkan kekhawatiran investor bulan ini dengan menyebut negaranya sebagai mesin pertumbuhan global bukan sumber risiko. Sementara Presiden China Xi Jinping telah melakukan hal yang sama saat kunjungan kenegaraan pertamanya ke AS pekan ini.

"Kekhawatiran saya karena tekanan ekonomi yang relatif besar, seperti China membuka rekening modal, itu berarti lebih banyak uang akan meninggalkan Cina," kata penasihat PBOC sekaligus profesor ekonomi di Peking University Huang Yiping, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (25/9/2015).

Menurut dia, jika ada arus modal secara keseluruhan di masa depan maka akan memberikan tekanan. Sementara Goldman Sachs Group Inc menyebutkan arus modal asing yang keluar pada Agustus meningkat menjadi USD178 miliar.

Goldman memperkirakan, kemungkinan perusahaan China mengurangi kewajiban valuta asing dengan membayar utang dalam mata uang lain dan mengambil keuntungan dari biaya pendanaan dalam negeri yang lebih rendah.

Sementara kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve kemungkinan akan meningkatkan dolar AS (USD), membuat utang dalam mata uang lain lebih mahal. Gubernur Fed Janet Yellen mengatakan dalam pidato Kamis bahwa bank sentral AS berada di trek untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini. Bahkan dia mengakui bahwa kejutan ekonomi dapat menyebabkan The Fed mengubah rencananya.

Untuk mempertahankan yuan agar tidak menurun terlalu tajam, bank sentral telah menggunakan cadangan devisa untuk membeli yuan. Akibatnya, cadangan devisa China mencatat penurunan terbesar pada bulan Agustus. Harapan bahwa AS akan menaikkan suku bunga untuk kali pertama sejak 2006 pada tahun ini juga menyebabkan dana keluar dari China.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6027 seconds (0.1#10.140)