Nggak Ada Lawan, Ekonomi China Tumbuh 18,3% di Kuartal I/2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemulihan ekonomi China meningkat tajam pada kuartal pertama tahun ini setelah kemerosotan akibat pandemi Covid-19 awal tahun lalu, didorong oleh permintaan yang lebih kuat di dalam dan luar negeri dan berlanjutnya dukungan pemerintah untuk perusahaan-perusahaan kecil.
Produk domestik bruto (PDB) China mencetak rekor 18,3% pada kuartal pertama ini dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian itu sedikit lebih rendah dari perkiraan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, sebesar 19%.
"Kuartal I China dimulai dengan baik, terutama dalam penjualan ritel, yang berada di belakang pemulihan ekonomi ke depan, titik fokusnya adalah bagaimana melanjutkan pertumbuhan dan mengelola risiko keuangan," kata Marco Sun, kepala analis pasar keuangan di MUFG Bank di Shanghai, seperti dikutip Reuters, Jumat (16/4/2021).
Terkait pengelolaan risiko keuangan, Marco mengatakan bahwa pihaknya cenderung melihat akan adanya pengetatan kuantitatif melalui panduan pertumbuhan kredit di kuartal selanjutnya dan mungkin lebih lama.
Dibantu oleh langkah-langkah penahanan virus yang ketat dan bantuan darurat untuk bisnis, ekonomi China mampu pulih dari penurunan tajam 6,8% dalam tiga bulan pertama tahun 2020.
Pemulihan ini didorong kinerja ekspor untuk memenuhi pesanan luar negeri dan peningkatan konsumsi yang stabil meski kasus Covid-19 masih secara sporadis terjadi di beberapa kota.
Ekonomi terbesar kedua di dunia ini diperkirakan akan tumbuh 8,6% pada 2021 menurut jajak pendapat Reuters, dibandingkan pertumbuhan 2,3% tahun lalu. Meski merupakan yang terlemah dalam 44 tahun, capaian China tahun lalu itu masih menjadikan negara tersebut sebagai satu-satunya ekonomi utama yang mampu menghindari kontraksi.
Menurut analis, dengan ekonomi kembali pada pijakan yang lebih kokoh, bank sentral China mengalihkan fokusnya ke pertumbuhan kredit untuk membantu menahan utang dan risiko keuangan. Para pembuat kebijakan, di sisi lain, telah berjanji untuk tidak membuat perubahan kebijakan secara tiba-tiba.
Pihak berwenang sangat prihatin tentang risiko keuangan yang melibatkan pasar properti negara yang terlalu panas dan telah meminta bank untuk memangkas pembukuan pinjaman mereka tahun ini untuk mencegah penggelembungan aset.
Data terpisah pada hari Jumat menunjukkan harga rumah baru China naik lebih cepat di bulan Maret, bahkan ketika pihak berwenang mengambil langkah-langkah untuk menekan spekulasi properti.
Produk domestik bruto (PDB) China mencetak rekor 18,3% pada kuartal pertama ini dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian itu sedikit lebih rendah dari perkiraan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, sebesar 19%.
"Kuartal I China dimulai dengan baik, terutama dalam penjualan ritel, yang berada di belakang pemulihan ekonomi ke depan, titik fokusnya adalah bagaimana melanjutkan pertumbuhan dan mengelola risiko keuangan," kata Marco Sun, kepala analis pasar keuangan di MUFG Bank di Shanghai, seperti dikutip Reuters, Jumat (16/4/2021).
Terkait pengelolaan risiko keuangan, Marco mengatakan bahwa pihaknya cenderung melihat akan adanya pengetatan kuantitatif melalui panduan pertumbuhan kredit di kuartal selanjutnya dan mungkin lebih lama.
Dibantu oleh langkah-langkah penahanan virus yang ketat dan bantuan darurat untuk bisnis, ekonomi China mampu pulih dari penurunan tajam 6,8% dalam tiga bulan pertama tahun 2020.
Pemulihan ini didorong kinerja ekspor untuk memenuhi pesanan luar negeri dan peningkatan konsumsi yang stabil meski kasus Covid-19 masih secara sporadis terjadi di beberapa kota.
Ekonomi terbesar kedua di dunia ini diperkirakan akan tumbuh 8,6% pada 2021 menurut jajak pendapat Reuters, dibandingkan pertumbuhan 2,3% tahun lalu. Meski merupakan yang terlemah dalam 44 tahun, capaian China tahun lalu itu masih menjadikan negara tersebut sebagai satu-satunya ekonomi utama yang mampu menghindari kontraksi.
Menurut analis, dengan ekonomi kembali pada pijakan yang lebih kokoh, bank sentral China mengalihkan fokusnya ke pertumbuhan kredit untuk membantu menahan utang dan risiko keuangan. Para pembuat kebijakan, di sisi lain, telah berjanji untuk tidak membuat perubahan kebijakan secara tiba-tiba.
Pihak berwenang sangat prihatin tentang risiko keuangan yang melibatkan pasar properti negara yang terlalu panas dan telah meminta bank untuk memangkas pembukuan pinjaman mereka tahun ini untuk mencegah penggelembungan aset.
Data terpisah pada hari Jumat menunjukkan harga rumah baru China naik lebih cepat di bulan Maret, bahkan ketika pihak berwenang mengambil langkah-langkah untuk menekan spekulasi properti.
(fai)