Di Tengah Ekonomi Lesu, Nike Bukukan Kenaikan Laba 23%
A
A
A
NEW YORK - Nike Inc membukukan kenaikan laba kuartalan sebesar 23% dan keuntungan penjualan yang sangat kuat di China. Hasil ini menepis kekhawatiran produsen perlengkapan olahraga terbesar di dunia itu atas kesehatan ekonomi global yang tengah lesu.
Dilansir dari Dispatch Times, Sabtu (26/9/2015), Nike mencatat lonjakan penjualan bisnis di China sebesar 30% menjadi USD886 juta (800 juta euro). Raksasa ritel Amerika itu menggambarkan hasil di China sebagai hal yang "menakjubkan".
Analis Brian Yarbrough Edward Jones memandang investasi dalam inovasi produk dan pengumpulan umpan balik, serta data tentang kegiatan kebugaran pelanggan membantu Nike lebih maju dari para pesaingnya, dengan menyebut hasil kuartal pertama "sangat mengesankan". Sementara pendapatan Nike di Amerika Serikat, yang merupakan pasar terbesar naik 8%.
Pesanan berjangka untuk alas kaki dan pakaian yang dijadwalkan pengiriman bulan ini hingga Januari naik lebih tinggi 9% dari pesanan yang dilaporkan periode yang sama tahun lalu.
"Kami sangat sadar volatilitas ekonomi makro di China, merek kami tidak pernah kuat dan pasar kami tidak pernah lebih sehat," ujar Kepala Keuangan Nike Andy Campion, menggambarkan situasi pasar sebenarnya yang mengaku kaget dengan hasil ini.
Pesanan berjangka diawasi ketat investor sebagai patokan untuk permintaan produk Nike. Saham perusahaan yang berbasis di Beaverton, Ore ini naik 7% menjadi USD122,78. Hingga penutupan Kamis, saham perusahaan meningkat 19% dari tahun lalu.
Dilansir dari Dispatch Times, Sabtu (26/9/2015), Nike mencatat lonjakan penjualan bisnis di China sebesar 30% menjadi USD886 juta (800 juta euro). Raksasa ritel Amerika itu menggambarkan hasil di China sebagai hal yang "menakjubkan".
Analis Brian Yarbrough Edward Jones memandang investasi dalam inovasi produk dan pengumpulan umpan balik, serta data tentang kegiatan kebugaran pelanggan membantu Nike lebih maju dari para pesaingnya, dengan menyebut hasil kuartal pertama "sangat mengesankan". Sementara pendapatan Nike di Amerika Serikat, yang merupakan pasar terbesar naik 8%.
Pesanan berjangka untuk alas kaki dan pakaian yang dijadwalkan pengiriman bulan ini hingga Januari naik lebih tinggi 9% dari pesanan yang dilaporkan periode yang sama tahun lalu.
"Kami sangat sadar volatilitas ekonomi makro di China, merek kami tidak pernah kuat dan pasar kami tidak pernah lebih sehat," ujar Kepala Keuangan Nike Andy Campion, menggambarkan situasi pasar sebenarnya yang mengaku kaget dengan hasil ini.
Pesanan berjangka diawasi ketat investor sebagai patokan untuk permintaan produk Nike. Saham perusahaan yang berbasis di Beaverton, Ore ini naik 7% menjadi USD122,78. Hingga penutupan Kamis, saham perusahaan meningkat 19% dari tahun lalu.
(dmd)