Mata Uang Safe Haven Kalah, Rupiah Ikutan Payah
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini berakhir payah, sejalan dengan mata uang safe haven yang kalah terhadap tekanan mata uang Negara Paman Sam tersebut.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.815/USD. Posisi itu melemah 187 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.628/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp14.732/USD, dengan kisaran harian Rp14.590-Rp14.774/USD. Posisi itu memburuk 141 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.591/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.691. Posisi tersebut terdepresiasi 38 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.653/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.654/USD, mendatar dengan posisi sebelumnya di level Rp14.657/USD.
Sementara mata uang save haven, yen dan euro berada dalam tekanan pada Kamis karena pasar saham global menguat setelah mengalami kinerja kuartalan terburuk dalam empat tahun.
Euro juga terkena ekspektasi Bank Sentral Eropa yang akan memperluas pelonggaran kuantitatif setelah laporan inflasi yang lemah di zona Eropa. Sentimen korporasi Tankan menunjukkan sinyal variatif, sehingga membebani yen. Euro turun 0,3% terhadap USD ke 1,1145, sementara USD terhadap yen di 120,15, naik sekitar 0,3% dari akhir perdagangan AS.
Sementara data resmi indeks manajer pembelian (PMI) China naik ke 49,8 pada September dari bulan sebelumnya sebesar 49,7. Meski naik, namu masih menunjukkan kontraksi untuk bulan kedua.
"Data China itu hanya sedikit lebih baik dan ini memberikan beberapa keyakinan kepada investor. Karena itu, euro terhadap USD masih terjebak dalam rentang tipis," kata ahli strategi mata uang di Bank of New York Mellon Neil Mellor, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (1/10/2015).
Baca:
Rupiah Tak Semangat Siang Ini Pascarilis Data BPS
USD Menguat, Rupiah Dibuka Terjerumus ke Zona Merah
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp14.815/USD. Posisi itu melemah 187 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.628/USD.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp14.732/USD, dengan kisaran harian Rp14.590-Rp14.774/USD. Posisi itu memburuk 141 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp14.591/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada level Rp14.691. Posisi tersebut terdepresiasi 38 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.653/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp14.654/USD, mendatar dengan posisi sebelumnya di level Rp14.657/USD.
Sementara mata uang save haven, yen dan euro berada dalam tekanan pada Kamis karena pasar saham global menguat setelah mengalami kinerja kuartalan terburuk dalam empat tahun.
Euro juga terkena ekspektasi Bank Sentral Eropa yang akan memperluas pelonggaran kuantitatif setelah laporan inflasi yang lemah di zona Eropa. Sentimen korporasi Tankan menunjukkan sinyal variatif, sehingga membebani yen. Euro turun 0,3% terhadap USD ke 1,1145, sementara USD terhadap yen di 120,15, naik sekitar 0,3% dari akhir perdagangan AS.
Sementara data resmi indeks manajer pembelian (PMI) China naik ke 49,8 pada September dari bulan sebelumnya sebesar 49,7. Meski naik, namu masih menunjukkan kontraksi untuk bulan kedua.
"Data China itu hanya sedikit lebih baik dan ini memberikan beberapa keyakinan kepada investor. Karena itu, euro terhadap USD masih terjebak dalam rentang tipis," kata ahli strategi mata uang di Bank of New York Mellon Neil Mellor, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (1/10/2015).
Baca:
Rupiah Tak Semangat Siang Ini Pascarilis Data BPS
USD Menguat, Rupiah Dibuka Terjerumus ke Zona Merah
(rna)