Ekonomi Lesu, Indonesia Butuh Inovasi di Berbagai Bidang
A
A
A
JAKARTA - Di tengah situasi ekonomi yang tengah lesu, pemerintah dituntut melakukan inovasi dengan menggandeng seluruh masyarakat di Tanah Air guna mendokrak sendi-sendi perekonomian bangsa.
Pendiri Bina Swadaya dan Pelaku Wirausaha Sosial, Bambang Ismawan mengemukakan, keterkaitan antara sumber daya dan pelaku pembangunan, seperti dana, peralatan, fasilitas, sumber daya manusia, peneliti dan perwakilan industri mencerminkan komponen sistem inovasi nasional yang terintegrasi.
"Selama ini kecenderungan setiap inovasi atau upaya dari masyarakat untuk menyelesaikan masalah kerap dicurigai pemerintah. Ada kecemburuan jika pemerintah tidak mampu melakukannya. Semestinya pemerintah merangkul mereka untuk berinovasi dalam mengatasi persoalan bangsa," ujarnya, saat menjadi panelis dalam diskusi panel Membangun Ekosistem Inovasi Indonesia, yang diselenggarakan Yayasan Planet Inovasi (Planet Inovasi Foundation) bekerja sama dengan The Ary Suta Center for Leadership, Strategy, and Critical Thinking di Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Menurutnya, langkah ini memungkinkan melalui interaksi antara universitas, bisnis, kapitalis, serta lembaga pendanaan. Peluang membangun ekosistem inovasi nasional terbuka dalam mendorong lahirnya grassroot-types of innovation pada tingkatkan komunitas (masyarakat) secara berkesinambungan.
Sementara itu, pengembang bidang energi terbarukan dan General Manager Canadian Solar South East Asia Pte Ltd, Insan Boy mengatakan, inovasi pemerintah, insentif terhadap sektor industri dan komitmen pemerintah untuk mendorong serta mendukung inovasi perlu diwujudkan secara nyata dan menyeluruh di berbagai sektor.
"Secara demografi Indonesia merupakan bangsa besar. Indonesia berpotensi menjadi industri global. Namun, untuk menggali itu semua dibutuhkan inovasi dan dukungan dari pemerintah," tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan Indeks Inovasi Global 2015 kinerja inovasi Indonesia masih belum optimal. Peringkat Indonesia dalam kinerja inovasi berada di urutan ke-97 dari 141 negara. Hal tersebut ditunjukkan dengan total skor inovasi sebesar 29,8 atau baru 30% dari kapasitas produksi inovasi nasional.
Sementara untuk kinerja input atau kinerja faktor-faktor pendukung proses inovasi nasional, Indonesia berada di peringkat ke-114. Hasil ini memprihatinkan mengingat potensi negeri ini sangat besar.
Faktor-faktor tersebut, meliputi institusi (peringkat 130); pendidikan dan riset (peringkat 87); infrastruktur (peringkat 85); lingkungan pasar (peringkat 86); dan lingkungan bisnis (peringkat 124).
Adapun panelis lain dalam diskusi inovasi ini adalah President, Strategic Center for Indonesia Innovation Moeldoko, Chairman The Ary Suta Center I Putu Gede Ary Suta dan Ketua Umum Planet Inovasi (Dosen Strategi dan Manajemen Inovasi Universitas Indonesia) Ivanti Fontana.
Pendiri Bina Swadaya dan Pelaku Wirausaha Sosial, Bambang Ismawan mengemukakan, keterkaitan antara sumber daya dan pelaku pembangunan, seperti dana, peralatan, fasilitas, sumber daya manusia, peneliti dan perwakilan industri mencerminkan komponen sistem inovasi nasional yang terintegrasi.
"Selama ini kecenderungan setiap inovasi atau upaya dari masyarakat untuk menyelesaikan masalah kerap dicurigai pemerintah. Ada kecemburuan jika pemerintah tidak mampu melakukannya. Semestinya pemerintah merangkul mereka untuk berinovasi dalam mengatasi persoalan bangsa," ujarnya, saat menjadi panelis dalam diskusi panel Membangun Ekosistem Inovasi Indonesia, yang diselenggarakan Yayasan Planet Inovasi (Planet Inovasi Foundation) bekerja sama dengan The Ary Suta Center for Leadership, Strategy, and Critical Thinking di Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Menurutnya, langkah ini memungkinkan melalui interaksi antara universitas, bisnis, kapitalis, serta lembaga pendanaan. Peluang membangun ekosistem inovasi nasional terbuka dalam mendorong lahirnya grassroot-types of innovation pada tingkatkan komunitas (masyarakat) secara berkesinambungan.
Sementara itu, pengembang bidang energi terbarukan dan General Manager Canadian Solar South East Asia Pte Ltd, Insan Boy mengatakan, inovasi pemerintah, insentif terhadap sektor industri dan komitmen pemerintah untuk mendorong serta mendukung inovasi perlu diwujudkan secara nyata dan menyeluruh di berbagai sektor.
"Secara demografi Indonesia merupakan bangsa besar. Indonesia berpotensi menjadi industri global. Namun, untuk menggali itu semua dibutuhkan inovasi dan dukungan dari pemerintah," tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan Indeks Inovasi Global 2015 kinerja inovasi Indonesia masih belum optimal. Peringkat Indonesia dalam kinerja inovasi berada di urutan ke-97 dari 141 negara. Hal tersebut ditunjukkan dengan total skor inovasi sebesar 29,8 atau baru 30% dari kapasitas produksi inovasi nasional.
Sementara untuk kinerja input atau kinerja faktor-faktor pendukung proses inovasi nasional, Indonesia berada di peringkat ke-114. Hasil ini memprihatinkan mengingat potensi negeri ini sangat besar.
Faktor-faktor tersebut, meliputi institusi (peringkat 130); pendidikan dan riset (peringkat 87); infrastruktur (peringkat 85); lingkungan pasar (peringkat 86); dan lingkungan bisnis (peringkat 124).
Adapun panelis lain dalam diskusi inovasi ini adalah President, Strategic Center for Indonesia Innovation Moeldoko, Chairman The Ary Suta Center I Putu Gede Ary Suta dan Ketua Umum Planet Inovasi (Dosen Strategi dan Manajemen Inovasi Universitas Indonesia) Ivanti Fontana.
(dmd)