Menperin: Songket dan Kuliner Fokus Industri Kreatif Palembang

Selasa, 06 Oktober 2015 - 22:23 WIB
Menperin: Songket dan...
Menperin: Songket dan Kuliner Fokus Industri Kreatif Palembang
A A A
JAKARTA - Perkembangan industri kreatif dari Kota Palembang, Sumatera Selatan didorong beragamnya produk dan bertambahnya pelaku usaha muda. Kain songket dan kuliner merupakan produk unggulan dari kota yang dibelah Sungai Musi tersebut.

Apalagi, kekhasan songket Palembang diperkaya oleh pengaruh perpaduan beberapa budaya yang mewarnai sosial-budaya itu. Menurut sejarahnya, kain songket Palembang mendapat pengaruh cukup kuat oleh India dan China.

”Cantiknya songket Palembang juga didukung telaten para perajin memasukkan pernik-pernik yang detail, jadi ada unsur ’craftmanship’ yang terus dipertahankan. Juga semakin berkembang oleh kreativitas desainer dan pelaku usaha mudanya,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin saat meresmikan Pameran Sriwijaya Exhibition III di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Songket Palembang juga tampak selaras pada jenis kain-kain songket di wilayah lain, seperti Jambi, Riau, dan Medan. Kain ini menunjukkan cita rasa yang mewakili kebesaran orang-orang yang mengenakan.

Kuliner Palembang juga menjadi fokus pengembangan lebih lanjut. Ragamnya beraneka macam mulai dari yang berbasis pempek antara lain lenjer, kapal selam, keriting hingga pempek kulit. Selain itu, terdapat jenis lainnya seperti kue bluder, masakan laksan dan celimpungan.

Teknologi informasi dan media sosial bisa dimaksimalkan untuk pemasaran songket dan kuliner. “Beberapa pelaku usaha pempek di Palembang sudah mulai mengirimkan produknya melalui paket keluar daerah, nilai jualnya adalah jaminan keaslian bahan baku, proses produksi dan cukanya benar-benar dari Palembang,” ungkap Saleh, berpromosi.

Ada tiga sektor unggulan di bidang industri kreatif seperti kuliner, fesyen, dan kerajinan yang menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,74%.

Pada 2015-2019 mendatang kontribusi PDB ekonomi kreatif ditargetkan akan mencapai 7-7,5% dengan syarat pertumbuhan PDB Industri Kreatif minimal 5-6%. Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif juga ditargetkan mencapai 10,5-11% dari total tenaga kerja nasional, peningkatan devisa negara mencapai 6,5-8%.

Pemerintah juga berharap, industri kreatif di Sumatera Selatan terus dikembangkan dengan tidak tergantung pada material impor agar tidak terkena imbas kenaikan nilai tukar USD yang sedang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia.

“Pelaku usaha songket Palembang juga kami dorong untuk semakin berani mengembangkan motif dan teknik produksi. Jadi unsur tradisionalnya tetap kita jaga, sekaligus memperluas pasar baik dari seluruh usia di Sumsel sendiri maupun ke daerah lain hingga manca negara,” ujar Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Euis Saedah.

Pihaknya mengusung langkah pengembangan melalui penguatan keterampilan perajin, memfasilitasi teknis produksi dengan mengoptimalkan peralatan, menguatkan standar produksi, melindungi karya mereka dengan HKI, dan ditambahkan dengan penguatan pasar dalam bentuk pameran-pameran di berbagai tempat khususnya di Plasa Pameran Industri, Kemenperin.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6909 seconds (0.1#10.140)