Rasio Utang RI Masih Aman Hadapi Krisis

Kamis, 08 Oktober 2015 - 03:01 WIB
Rasio Utang RI Masih Aman Hadapi Krisis
Rasio Utang RI Masih Aman Hadapi Krisis
A A A
JAKARTA - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) memandang perekonomian Indonesia masih mampu menghadapi krisis meski yang dihadapi saat ini adalah krisis struktural menimpa semua kalangan. Salah satu faktor yang bisa membuat perekonomian Indonesia mampu menghadapi krisis adalah rasio utang terhadap PDB masih jauh lebih rendah di banding negara lain.

“Total utang terhadap PDB kita itu relatif masih rendah. Jadi total utang Indonesia ini termasuk swasta kurang lebih sekitar USD300 miliar, PDB kita USD850 miliar. Jadi artinya kurang lebih masih sekitar 30%,” ujarnya, saat menjadi pembicara dalam Forum Redaksi III MNC Group, di mana Panglima TNI Gatot Nurmantyo hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut, Rabu (7/10/2015)

Berdasarkan data Bank Indonesia, total PDB Indonesia pada kuartal II 2015 tercatat USD883,962 miliar. Sementara total utang luar negeri Indonesia hingga Juli 2015 sebesar USD303,673 miliar. Rasio utang luar negeri terhadap PDB pada kuartal II 2015 sudah mencapai 34,43% atau sedikit mengalami peningkatan di banding pada kuartal I 2015 sebesar 33,58%.

Meski rasio utang Indonesia sedikit mengalami peningkatan, menurut HT, kondisi tersebut masih dalam batas aman. Pasalnya banyak negara lain yang rasio utang terhadap PDB-nya jauh lebih tinggi di banding Indonesia.

“Rasio Utang kita terhadap PDB relatif rendah sekitar sepertiga, negara-negara lain itu sudah jauh lebih tinggi, ada yang separuh, ada yang sama, bahkan ada yang utangnya lebih besar daripada PDB-nya,” tutur Ketua Umum Partai Perindo ini.

Kondisi ini, kata HT, adalah hal yang optimistis yang harus digunakan sebaik-baiknya. “Bahwa meskipun kondisi ekonomi kita seperti sekarang, kita masih bisa bertahan karena kita secara utang terhadap PDB masih rendah. Artinya, jika Indonesia sampai perlu uang, Indonesia masih bisa pinjam, tapi dengan catatan bahwa dana itu harus dipakai secara produktif karena namanya pinjaman itu harus dikembalikan juga,” tandasnya.

(Erika Octaviana Sari)
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6946 seconds (0.1#10.140)