Kredit Perbankan Agustus Tembus Rp3.914 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi kredit yang disalurkan perbankan pada Agustus 2015 tercatat sebesar Rp3.914,3 triliun, atau tumbuh 10,8% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (9,6% yoy). Akselerasi pertumbuhan kredit setelah mengalami perlambatan sejak September 2013, memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan, akselerasi pertumbuhan kredit tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) yang meningkat. Pada Agustus 2015, KMK tercatat sebesar Rp1.851,1 triliun, atau tumbuh 10,2% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya (8,4% yoy).
"Peningkatan pertumbuhan KMK antara lain terjadi pada sektor Industri pengolahan dan PHR (Perdagangan, Hotel, dan Restoran) yang masing-masing tumbuh dari 14,0%(yoy) dan 6,8% (yoy) pada Juli 2015 menjadi 16,2% (yoy) dan 10,1% (yoy) pada Agustus 2015," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/10/2015).
Sementara itu, Kredit Investasi pada Agustus 2015 tercatat sebesar Rp960,1 triliun, tumbuh 12,9% (yoy), meningkat dibandingkan Juli (11,9% yoy). Peningkatan KI tersebut antara lain terjadi pada sektor industri pengolahan, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, yang masing- masing tumbuh 20,5% (yoy) dan 16,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Juli 2015 (17,3% dan 16,1% yoy).
Dia mengungkapkan, akselerasi pertumbuhan kredit juga terjadi pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bank Umum menyalurkan kredit UMKM pada Agustus 2015 sebesar Rp710,1 triliun, atau tumbuh 9,5% (yoy) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 8,8% (yoy).
Peningkatan pertumbuhan kredit UMKM terjadi pada seluruh skala usaha (mikro, kecil, dan menengah), yang masing-masing tumbuh 17,2% (yoy), 4,1% (yoy), dan 9,5% (yoy) pada Agustus 2015, lebih tinggi dibandingkan Juli 2015 yang tumbuh sebesar 16,8% (yoy), 3,5% (yoy), dan 8,6% (yoy).
Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti menunjukkan perlambatan. Pada agustus 2015, kredit sektor properti tercatat sebesar Rp597,9 triliun, atau tumbuh 13,5% sedikit lebih rendah dibandingkan Juli 2015 (13,6% yoy).
Perlambatan kredit sektor properti bersumber dari kredit konstruksi yang tumbuh 21,4% (yoy) pada Agustus 2015, lebih rendah dibandingkan Juli 2015 (24,3% yoy).
Di sisi lain, pada Agustus 2015 kredit real estate dan KPR dan KPA tercatat tumbuh masing-masing sebesar 20,9% (yoy) dan 8,0% (yoy), meningkat dibandingkan Juli 2015 (18,6% dan 7,6% yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan, akselerasi pertumbuhan kredit tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) yang meningkat. Pada Agustus 2015, KMK tercatat sebesar Rp1.851,1 triliun, atau tumbuh 10,2% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya (8,4% yoy).
"Peningkatan pertumbuhan KMK antara lain terjadi pada sektor Industri pengolahan dan PHR (Perdagangan, Hotel, dan Restoran) yang masing-masing tumbuh dari 14,0%(yoy) dan 6,8% (yoy) pada Juli 2015 menjadi 16,2% (yoy) dan 10,1% (yoy) pada Agustus 2015," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/10/2015).
Sementara itu, Kredit Investasi pada Agustus 2015 tercatat sebesar Rp960,1 triliun, tumbuh 12,9% (yoy), meningkat dibandingkan Juli (11,9% yoy). Peningkatan KI tersebut antara lain terjadi pada sektor industri pengolahan, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, yang masing- masing tumbuh 20,5% (yoy) dan 16,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Juli 2015 (17,3% dan 16,1% yoy).
Dia mengungkapkan, akselerasi pertumbuhan kredit juga terjadi pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bank Umum menyalurkan kredit UMKM pada Agustus 2015 sebesar Rp710,1 triliun, atau tumbuh 9,5% (yoy) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 8,8% (yoy).
Peningkatan pertumbuhan kredit UMKM terjadi pada seluruh skala usaha (mikro, kecil, dan menengah), yang masing-masing tumbuh 17,2% (yoy), 4,1% (yoy), dan 9,5% (yoy) pada Agustus 2015, lebih tinggi dibandingkan Juli 2015 yang tumbuh sebesar 16,8% (yoy), 3,5% (yoy), dan 8,6% (yoy).
Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti menunjukkan perlambatan. Pada agustus 2015, kredit sektor properti tercatat sebesar Rp597,9 triliun, atau tumbuh 13,5% sedikit lebih rendah dibandingkan Juli 2015 (13,6% yoy).
Perlambatan kredit sektor properti bersumber dari kredit konstruksi yang tumbuh 21,4% (yoy) pada Agustus 2015, lebih rendah dibandingkan Juli 2015 (24,3% yoy).
Di sisi lain, pada Agustus 2015 kredit real estate dan KPR dan KPA tercatat tumbuh masing-masing sebesar 20,9% (yoy) dan 8,0% (yoy), meningkat dibandingkan Juli 2015 (18,6% dan 7,6% yoy).
(dmd)