USD Stabil terhadap Yen, Rupiah Dibuka Lemas
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka lemas, di tengah stabilnya USD terhadap yen dan euro.
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.518/USD. Posisi itu terdepresiasi tipis 7 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.525/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.563/USD, merosot sebesar 31 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.534/US.
Sedangkan rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.512/USD, positif 50 poin dibanding sebelumnya pada level Rp13.562/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada Rp13.516/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke Rp13.532/USD. Posisi tersebut membaik sedikit dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.540/USD.
Sementara USD stabil terhadap yen dan euro setelah kuatnya data AS yang terus mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun ini.
USD hampir datar terhadap yen di 119,37, setelah naik 0,4% pada hari Jumat. Euro terhadap USD sedikit berubah menjadi 1,1357, setelah turun 0,4% sebelumnya.
USD mendapat dorongan pada akhir pekan lalu dari revisi ke atas produksi industri bulan Agustus dan Survei University of Michigan menunjukkan rebound tajam dalam sentimen konsumen, yang mendorong imbal hasil obligasi AS lebih tinggi.
USD terhadap yen telah mencapai level terendah tujuh pekan di 118,065, sementara euro naik ke level tertinggi tujuh pekan di 1,1495 pada pekan lalu setelah suramnya indikator AS. Perbedaan kebijakan moneter antara Amerika Serikat dan Jepang serta zona Eropa juga mendukung USD.
"Yang pasti, itu bukan hanya pihak AS yang mendorong nilai tukar. Ini juga dibantu oleh pemerintah Jepang yang menurunkan penilaian ekonomi dan perkiraan produksi industri pada Agustus," tulis Kepala Strategi Mata Uang Global di Brown Brothers Harriman Marc Chandler, seperti dilansir dari Reuters, Senin (19/10/2015).
Indeks USD naik tipis 0,1% menjadi 94,652 dan membuat jarak semakin jauh dari koreksi tujuh pekan di 93,806 pada Kamis lalu.Dolar Australia ditekan oleh menguatnya USD dan koreksi harga tembaga. Aussie turun 0,1% menjadi 0,7256, setelah kehilangan sekitar 1,6% pada pekan lalu.
Baca:
Rupiah Diproyeksi Terkoreksi
Rupiah Pekan Depan Diprediksi Cenderung Melemah
Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.518/USD. Posisi itu terdepresiasi tipis 7 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.525/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.563/USD, merosot sebesar 31 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.534/US.
Sedangkan rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp13.512/USD, positif 50 poin dibanding sebelumnya pada level Rp13.562/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada Rp13.516/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke Rp13.532/USD. Posisi tersebut membaik sedikit dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.540/USD.
Sementara USD stabil terhadap yen dan euro setelah kuatnya data AS yang terus mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun ini.
USD hampir datar terhadap yen di 119,37, setelah naik 0,4% pada hari Jumat. Euro terhadap USD sedikit berubah menjadi 1,1357, setelah turun 0,4% sebelumnya.
USD mendapat dorongan pada akhir pekan lalu dari revisi ke atas produksi industri bulan Agustus dan Survei University of Michigan menunjukkan rebound tajam dalam sentimen konsumen, yang mendorong imbal hasil obligasi AS lebih tinggi.
USD terhadap yen telah mencapai level terendah tujuh pekan di 118,065, sementara euro naik ke level tertinggi tujuh pekan di 1,1495 pada pekan lalu setelah suramnya indikator AS. Perbedaan kebijakan moneter antara Amerika Serikat dan Jepang serta zona Eropa juga mendukung USD.
"Yang pasti, itu bukan hanya pihak AS yang mendorong nilai tukar. Ini juga dibantu oleh pemerintah Jepang yang menurunkan penilaian ekonomi dan perkiraan produksi industri pada Agustus," tulis Kepala Strategi Mata Uang Global di Brown Brothers Harriman Marc Chandler, seperti dilansir dari Reuters, Senin (19/10/2015).
Indeks USD naik tipis 0,1% menjadi 94,652 dan membuat jarak semakin jauh dari koreksi tujuh pekan di 93,806 pada Kamis lalu.Dolar Australia ditekan oleh menguatnya USD dan koreksi harga tembaga. Aussie turun 0,1% menjadi 0,7256, setelah kehilangan sekitar 1,6% pada pekan lalu.
Baca:
Rupiah Diproyeksi Terkoreksi
Rupiah Pekan Depan Diprediksi Cenderung Melemah
(rna)