Jokowi Klaim Ekonomi RI Diacungi Jempol Negara Lain

Rabu, 21 Oktober 2015 - 18:12 WIB
Jokowi Klaim Ekonomi...
Jokowi Klaim Ekonomi RI Diacungi Jempol Negara Lain
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim kondisi perekonomian Indonesia saat ini banyak diacungi jempol oleh tamu-tamu negara yang hadir dalam pertemuannya.

Pasalnya, saat negara lain perekonomiannya minus 1% hingga 2%, Indonesia pada semester I/2015 hanya turun 0,3%. Bahkan kuartal III/2015 kondisi perekonomian Indonesia tumbuh 4,85%.

"Sekarang kita lihat keadaan ekonom kita. Banyak yang khawatir ekonomi kita dan banyak yang ngomong kita krisis ekonomi," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menerangkan perbedaan ekonomi saat ini dengan krisis ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh -13%. Namun pada kuartal II/2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,67% dan diperkirakan akan tumbuh 4,85% pada kuartal III/2015.

"Sudah jauh sekali. Kemudian inflasi saat itu 82% sekarang perkiraan BI pada akhir tahun inflasi kita enggak sampai 4%, tahun kemarin 8,5%, tahun ini di bawah 4%. Ini angka yang sangat sulit, kita di bawah 5% tetapi sekarang malah di bawah 4% karena September ini minus 0,5%. Artinya harga-harga bisa dikendalikan dan itu juga berkat bapak ibu TPID inflasi dikendalikan. Ada barang naik langsung diintervensi," terang dia.

Jokowi menerangkan, kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) saat ini jauh berbeda dengan 1998, di mana rupiah pada saat itu berada di level Rp16.600/USD. Sementara, hari ini di level Rp13.600/USD hingga Rp13.700/USD.

"Tetapi ingat 1998 itu dari Rp2.000/USD meloncat menjadi Rp16.600/USD. Saat ini dari saya masuk Rp12.500/USD menjadi Rp13.700/USD berarti kenaikannya kurang lebih 8%. Beda, ini 8% dulu 800%. Jangan membanding-bandingkan wah angkanya mendekati. Berangkatnya berbeda kok, dulu berangkatnya dari Rp2.000 menjadi Rp16.600/USD, beda," terangnya.

Selain itu, angka kredit macet non performing loan (NPL) kala itu mencapai 30% sementara saat ini hanya berkisar 2,6%-2,8%. "Itu jauh sekali, kredit macet masih sangat normal. Ya naik sedikit dari 2,6% jadi 2,8% kurang lebih. Tapi rasio-rasio ini yang harus kita ikuti bersama," tandas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7643 seconds (0.1#10.140)