Atasi Pengangguran, Kebijakan Harus Berpihak Masyarakat Bawah
A
A
A
GORONTALO - Pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan semakin terbukanya lapangan pekerjaan. Sumber daya manusia yang besar merupakan salah satu modal menjadi negara maju. Namun, bila lapangan pekerjaan tak sebanding dengan pertumbuhan penduduk, mereka akan menjadi pengangguran.
Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49% per tahun atau sebanyak 4,5 juta jiwa. Setiap tahun pertambahan penduduk setara dengan jumlah penduduk Singapura.
“Bagus dari sisi jumlah penduduknya meningkat. Tapi, tantangannya bagi kita apakah mampu menciptakan lapangan kerja bagi mereka. Sementara Indonesia sudah bergeser dari ekonomi berbasis produksi di tahun 1980-1990-an sekarang berbasis konsumsi,” kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) di Gorontalo, Rabu (21/10/2015).
Lebih jauh, HT menjelaskan, hal seperti ini harus segera diatasi. Karena dalam membangun bangsa harus jauh melihat ke depan dalam kurun waktu 15-20 tahun mendatang,
Saat ini, kata HT, Indonesia tidak memiliki pondasi yang kuat dalam perekonomian. Indonesia tak lagi bisa mengandalkan minyak seperti tahun 1970-an, tidak lagi memiliki basis industri yang kuat seperti tahun 1980-an hingga 1990-an. Juga tak lagi bisa mengandalkan komoditi yang harganya menurun sejak tiga tahun belakangan. Sektor yang pernah menjadi penopang kuat selama tahun 2000-an hingga tiga tahun kemarin.
Ia menyebutkan, kesenjangan sosial akan lebih buruk saat ini. “Perjuangan dari Partai Perindo, bagaimana mewujudkan Indonesia sejahtera, khususnya golongan ekonomi lemah. Dan, itulah kurang lebih satu gambaran kenapa partai Perindo hadir. Termasuk di Provinsi Gorontalo,” kata HT.
HT mengatakan kehadiran Perindo untuk mendorong perekonomian masyarakat bawah tumbuh lebih cepat dengan kalangan menengah atas.
Untuk itu, diperlukan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat bawah. Dia mengatakan UMKM, petani, nelayan, buruh dan pengangguran membutuhkan akses modal yang mudah dan murah, mereka juga harus diberi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas. Selain itu, mereka juga harus dilindungi diberi proteksi terutama dari perdagangan bebas.
“Kita ketahui, kita akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Seluruh negara Asia Tenggara akan menjadi ancaman bagi masyarakat tertinggal,” ujarnya.
HT menyerukan kepada seluruh kader, basis perjuangan Partai perindo adalah mewujudkan masyarakat sejahtera dengan memberikan perlakuan khusus kepada mereka. “Sehingga mereka bisa tumbuh lebih cepat. Kesenjangan sosial lebih sempit, yang kedua lebih banyak masyarakatnaik kelas masuk kelas menengah ke atas. Dengan begitu Indonesia akan menjadi negara maju," tandasnya.
(Erika Oktaviana)
Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49% per tahun atau sebanyak 4,5 juta jiwa. Setiap tahun pertambahan penduduk setara dengan jumlah penduduk Singapura.
“Bagus dari sisi jumlah penduduknya meningkat. Tapi, tantangannya bagi kita apakah mampu menciptakan lapangan kerja bagi mereka. Sementara Indonesia sudah bergeser dari ekonomi berbasis produksi di tahun 1980-1990-an sekarang berbasis konsumsi,” kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) di Gorontalo, Rabu (21/10/2015).
Lebih jauh, HT menjelaskan, hal seperti ini harus segera diatasi. Karena dalam membangun bangsa harus jauh melihat ke depan dalam kurun waktu 15-20 tahun mendatang,
Saat ini, kata HT, Indonesia tidak memiliki pondasi yang kuat dalam perekonomian. Indonesia tak lagi bisa mengandalkan minyak seperti tahun 1970-an, tidak lagi memiliki basis industri yang kuat seperti tahun 1980-an hingga 1990-an. Juga tak lagi bisa mengandalkan komoditi yang harganya menurun sejak tiga tahun belakangan. Sektor yang pernah menjadi penopang kuat selama tahun 2000-an hingga tiga tahun kemarin.
Ia menyebutkan, kesenjangan sosial akan lebih buruk saat ini. “Perjuangan dari Partai Perindo, bagaimana mewujudkan Indonesia sejahtera, khususnya golongan ekonomi lemah. Dan, itulah kurang lebih satu gambaran kenapa partai Perindo hadir. Termasuk di Provinsi Gorontalo,” kata HT.
HT mengatakan kehadiran Perindo untuk mendorong perekonomian masyarakat bawah tumbuh lebih cepat dengan kalangan menengah atas.
Untuk itu, diperlukan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat bawah. Dia mengatakan UMKM, petani, nelayan, buruh dan pengangguran membutuhkan akses modal yang mudah dan murah, mereka juga harus diberi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas. Selain itu, mereka juga harus dilindungi diberi proteksi terutama dari perdagangan bebas.
“Kita ketahui, kita akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Seluruh negara Asia Tenggara akan menjadi ancaman bagi masyarakat tertinggal,” ujarnya.
HT menyerukan kepada seluruh kader, basis perjuangan Partai perindo adalah mewujudkan masyarakat sejahtera dengan memberikan perlakuan khusus kepada mereka. “Sehingga mereka bisa tumbuh lebih cepat. Kesenjangan sosial lebih sempit, yang kedua lebih banyak masyarakatnaik kelas masuk kelas menengah ke atas. Dengan begitu Indonesia akan menjadi negara maju," tandasnya.
(Erika Oktaviana)
(dmd)