Diblacklist AS, Huawei Diam-diam Danai Harvard Rp16 M per Tahun

Minggu, 05 Mei 2024 - 20:30 WIB
loading...
Diblacklist AS, Huawei...
Presiden China Xi Jinping terlihat bersama Presiden Huawei Ren Zhengfei. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Raksasa telekomunikasi China, Huawei diam-diam mendanai penelitian mutakhir di universitas-universitas terkemuka di Amerika meskipun telah dimasukkan ke dalam daftar hitam Pemerintah AS.

Berdasarkan laporan Bloomberg, Huawei menggunakan yayasan independen yang berbasis di Washington DC untuk memberikan jutaan dolar kepada universitas-universitas termasuk Harvard sejak 2022. Huawei diblacklist AS lantaran khawatir bahwa perusahaan ini terkait dengan Partai Komunis China dan teknologinya dapat digunakan Xi Jinping sebagai alat mata-mata untuk memajukan agendanya yang anti-AS.



Namun, kompetisi penelitian yang didanai Huawei telah menarik ratusan profesor di universitas-universitas terkemuka di AS seperti Harvard. Kompetisi ini diawasi oleh Optica Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada komunikasi, diagnostik biomedis, dan laser.

Melansir dailymail, Kepala Pakar Standar Optik Huawei, Xiang Liu bagian dari komite seleksi kompetisi yang terdiri dari 10 orang. Dalam dokumen yang dilihat oleh Bloomberg, yayasan tersebut menyatakan bahwa mereka tidak diharuskan untuk menunjuk Huawei sebagai sumber pendanaan atau sponsor program dari kompetisi tersebut.



Selain itu, dokumen tersebut menyatakan keberadaan dan isi Perjanjian ini serta hubungan antara para pihak juga akan dianggap sebagai informasi rahasia. Beberapa pelamar dan pejabat universitas mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka tidak mengetahui bahwa Huawei berada di belakang program tersebut, yang memberikan dana sebesar USD1 juta setara Rp16 miliar per tahun.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Abaikan Soal Sanksi...
Abaikan Soal Sanksi Rusia, AS Desak G7 Lebih Galak ke China
Perang Dagang Meluas,...
Perang Dagang Meluas, China-Kanada Saling Tampar Tarif Impor
Negara Tetangga Indonesia...
Negara Tetangga Indonesia Ini Ekspor ke AS Rp2.232 Triliun di Tengah Perang Tarif
Efek Dahsyat Perang...
Efek Dahsyat Perang Tarif Trump, AS Tambah 151.000 Pekerjaan
Banyak Negara Siap Gabung...
Banyak Negara Siap Gabung BRICS, Menlu India: Aliansi Ini Tidak Seperti NATO
Trump Ancam Rusia: Hentikan...
Trump Ancam Rusia: Hentikan Perang atau Digempur Tarif Berskala Besar
Bahas Danantara, Prabowo...
Bahas Danantara, Prabowo Ajak Pengusaha Kakap RI Temui Miliarder AS Ray Dalio
China Pasang Target...
China Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 5% di Tengah Hantaman Tarif Trump
AS Caplok Pelabuhan...
AS Caplok Pelabuhan Utama Terusan Panama, Keluarkan Duit Rp368 Triliun
Rekomendasi
Dedi Mulyadi Temukan...
Dedi Mulyadi Temukan Bantaran Sungai Bekasi Bersertifikat Hak Milik
5 Fokus Tugas Jordi...
5 Fokus Tugas Jordi Cruyff setelah Diperkenalkan Jadi Penasihat Teknis PSSI
Pemimpin Houthi Kutuk...
Pemimpin Houthi Kutuk Pembunuhan di Suriah, Tuding AS dan Israel Dukung Takfiri
Berita Terkini
Ojol hingga Kurir Online...
Ojol hingga Kurir Online Dapat Bonus Hari Raya, Segini Besarannya
1 jam yang lalu
IHSG Berakhir Terkapar,...
IHSG Berakhir Terkapar, Ada 416 Saham Terseret ke Zona Merah
1 jam yang lalu
Kurs Rupiah Ambruk Lagi...
Kurs Rupiah Ambruk Lagi Hari Ini saatProteksionis Trump Mengguncang Pasar
2 jam yang lalu
Serap Gabah Rp6500 Bukan...
Serap Gabah Rp6500 Bukan Omong Kosong, Tani Merdeka: Terima Kasih Presiden Prabowo
2 jam yang lalu
Kesepakatan Bilateral...
Kesepakatan Bilateral RI-Vietnam Ditargetkan Rp294,1 T, Wakil Ketua MPR: Harus Dijaga
2 jam yang lalu
Trump Tepis Ancaman...
Trump Tepis Ancaman Resesi: Ekonomi AS dalam Masa Transisi di Tengah Perang Dagang
3 jam yang lalu
Infografis
AS Gelontorkan Ribuan...
AS Gelontorkan Ribuan Triliun untuk Ukraina, Hasilnya Mengecewakan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved