Menperin: Rusia Incar Investasi Industri Kapal dan Pesawat

Senin, 26 Oktober 2015 - 13:35 WIB
Menperin: Rusia Incar Investasi Industri Kapal dan Pesawat
Menperin: Rusia Incar Investasi Industri Kapal dan Pesawat
A A A
JAKARTA - Rusia, salah satu raksasa ekonomi dunia turut berminat melakukan investasi beberapa industri di Indonesia, mengingat pemerintah sedang gencar mengembangkan infrastruktur.

Hal tersebut terungkap pada kunjungan delegasi Rusia yang dipimpin Duta Besar Federasi Rusia di Indonesia Mikhail Galuzin di Kementerian Perindustrian, Jakarta, belum lama ini.

"Rusia ingin meningkatkan hubungan kedua negara di bidang ekonomi, khususnya investasi. Mereka ingin masuk ke industri perkapalan, baik penumpang maupun penangkap ikan. Juga pesawat udara, alat berat dan proyek rel kereta di Kalimantan," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin usai menerima delegasi Rusia.

Peluang kerja sama cukup besar apalagi jika melihat nilai total perdagangan mencapai USD2,6 miliar pada 2014. Kedua negara memiliki kesamaan yaitu punya wilayah yang luas dan sumber daya alam melimpah serta pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Negeri Beruang Merah itu kini menduduki peringkat ekonomi terbesar ke-6 dunia dan diakui memiliki keunggulan di bidang riset dan teknologi yang dapat dimanfaatkan perusahaan lokal Indonesia dalam kerja sama bisnis ke depan.

"Kerja sama perusahaan kita dan Rusia di industri manufaktur akan memperkuat peran kita di jaringan suplai global. Kemitraan ini membuka akses lebih luas di pasar komoditas dan investasi dunia," kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Achmad Sigit Dwiwahjono.

Automotif dan dirgantara


Direktur Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin Soerjono menambahkan, delegasi Rusia juga ingin meramaikan bisnis automotif khususnya kendaraan roda empat dan alat berat.

"Ini menarik karena akan memeriahkan bisnis automotif karena selama ini konsumen kita akrab dengan merek Jepang, Eropa, dan belakangan China," paparnya.

Di sektor alat berat, produk Rusia telah dikenal kekuatan dan ketahanannya. Delegasi Rusia juga mengungkapkan rencananya menanamkan modal di proyek kereta api di Kalimantan.

Mereka juga mengincar investasi bidang kedirgantaraan dan perkapalan shipbuilding. Diperkirakan saat ini terdapat sekira 15 ribu kapal termasuk penangkap ikan, yang berusia 30 tahun ke atas. Setengah dari populasi kapal tersebut atau lebih kurang 7.000 unit perlu diperbarui.

"Rusia tertarik ke bisnis galangan untuk replacement kapal tua, mereka juga menawarkan teknologi pemetaan posisi ikan berbasis satelit. Ini dapat menjawab keluhan rekan-rekan nelayan yang kesulitan melacak ikan dengan presisi," kata Soerjono.

Pada pertemuan dengan Menperin, turut pula Dr Alexander Glubokov, pakar biologi dari All-Russia Research Institute of Fisheries and Oceanography serta perwakilan Irkut Corporation (industri pesawat terbang) dan United Shipbuilding Corporation (pembuatan, perbaikan dan pemeliharaan kapal).

Pihak Irkut mengaku berminat untuk ikut mengembangkan pesawat penumpang N219 produksi PT Dirgantara Indonesia. "Mereka memiliki konsep untuk kerja sama, joint-operation produksi pesawat PT DI. Ini peluang kita untuk mendapat teknologi baru, menambah nilai produk dan meningkatkan hubungan dengan perusahaan multinasional," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6495 seconds (0.1#10.140)