GE Siap Bangun Mobile Generator Proyek Listrik 35.000 MW
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Executive Vice President Upstream Chevron James Johnson dan Vice Chairman General Electric (GE) John Rice pada 26 Oktober 2015.
Pertemuan tersebut bagian dari kegiatan pertemuan tatap muka (one on one meeting) pemerintah Indonesia dengan beberapa pengusaha di Amerika Serikat (AS).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, ada dua penekanan dalam pertemuan dengan GE yang sudah melakukan joint venture dengan PT PLN (Persero).
Pertama, komitmen untuk terus menginvestasikan sumber dayanya di Indonesia, terutama untuk pembangunan listrik 35 ribu MW. "Proyek konkret yang paling cepat adalah membangun mobile generator," kata Menteri ESDM dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Mobile generator merupakan pembangkit ukuran 25 MW dapat ditaruh di daerah remote dan bisa dipindahkan jika sudah terkoneksi dengan jaringan nasional.
"Sembilan bulan pasti terpasang 500 MW, karena mereka punya ready stock dan sudah disepakatai dengan PLN untuk melakukan itu," lanjut dia.
Di samping itu, GE juga mendukung teknologi kesehatan. Sebanyak 12 kecamatan sudah diperkenalkan alat USG, penghangat bayi, dan deteksi kehamilan. Semua alat tersebut bisa dioperasikan bidan.
Sementara, dalam pertemuan dengan Chevron, Presiden Jokowi menjelaskan percepatan penerapan paket-paket kebijakan ekonomi, di mana 60% perizinan di bidang ESDM sudah dipangkas. "Mereka mengapreasiasi itu," kata Sudirman.
Jokowi mengapresiasi keberadaan Chevron yang sudah 90 tahun di Indonesia, terutama karena 97% dari 40 ribu karyawannya adalah putra putri Indonesia. Di samping juga komitmen Chevron untuk terus membangun kemampuan sumber daya manusia Indonesia.
Sudirman mengatakan, ada beberapa proyek yang disiapkan, termasuk proyek besar Indonesia Deep Water Development (IDD), proyek terpenting yang dimiliki Indonesia. Namun, karena harga minyak saat ini kurang baik, maka Chevron akan melakukan penyesuaian penghitungan.
"Begitu mereka mengajukan revisi POD, pemerintah akan merespon. SKK Migas sudah punya mekanisme yang lebih cepat untuk memberikan kepastian," tandasnya.
Baca Juga:
Jokowi Pamer Perkembangan Ekonomi Digital RI ke Obama
Pertemuan tersebut bagian dari kegiatan pertemuan tatap muka (one on one meeting) pemerintah Indonesia dengan beberapa pengusaha di Amerika Serikat (AS).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, ada dua penekanan dalam pertemuan dengan GE yang sudah melakukan joint venture dengan PT PLN (Persero).
Pertama, komitmen untuk terus menginvestasikan sumber dayanya di Indonesia, terutama untuk pembangunan listrik 35 ribu MW. "Proyek konkret yang paling cepat adalah membangun mobile generator," kata Menteri ESDM dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Mobile generator merupakan pembangkit ukuran 25 MW dapat ditaruh di daerah remote dan bisa dipindahkan jika sudah terkoneksi dengan jaringan nasional.
"Sembilan bulan pasti terpasang 500 MW, karena mereka punya ready stock dan sudah disepakatai dengan PLN untuk melakukan itu," lanjut dia.
Di samping itu, GE juga mendukung teknologi kesehatan. Sebanyak 12 kecamatan sudah diperkenalkan alat USG, penghangat bayi, dan deteksi kehamilan. Semua alat tersebut bisa dioperasikan bidan.
Sementara, dalam pertemuan dengan Chevron, Presiden Jokowi menjelaskan percepatan penerapan paket-paket kebijakan ekonomi, di mana 60% perizinan di bidang ESDM sudah dipangkas. "Mereka mengapreasiasi itu," kata Sudirman.
Jokowi mengapresiasi keberadaan Chevron yang sudah 90 tahun di Indonesia, terutama karena 97% dari 40 ribu karyawannya adalah putra putri Indonesia. Di samping juga komitmen Chevron untuk terus membangun kemampuan sumber daya manusia Indonesia.
Sudirman mengatakan, ada beberapa proyek yang disiapkan, termasuk proyek besar Indonesia Deep Water Development (IDD), proyek terpenting yang dimiliki Indonesia. Namun, karena harga minyak saat ini kurang baik, maka Chevron akan melakukan penyesuaian penghitungan.
"Begitu mereka mengajukan revisi POD, pemerintah akan merespon. SKK Migas sudah punya mekanisme yang lebih cepat untuk memberikan kepastian," tandasnya.
Baca Juga:
Jokowi Pamer Perkembangan Ekonomi Digital RI ke Obama
(izz)