Laba Bersih Bank Mandiri Tembus Rp14,6 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatakan perolehan laba bersih sebesar Rp14,6 triliun selama sembilan bulan. Angka ini naik 0,9% dari periode yang sama tahun lalu, sebanyak Rp14, 5 triliun.
“Publik mungkin lebih melihat ke profit, tapi Bank Mandiri tetap mau tahan coverage ratio pencadangan kita di 160%, itu jauh lebih tinggi dari rata-rata perbankan yang hanya 130%. Lebih baik kita konservatif punya celengan yang besar, kalau ada apa-apa kami punya cadangan cash yang besar,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Budi menyadari penambahan dana cadangan tersebut akan berimbas pada tertekannya torehan laba bersih pada kuartal III lalu. Kendati demikian, penambahan provisi sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pertumbuhan kredit macet ke depan.
Sebab, lanjut Budi, Bank Mandiri menganggap kredit pada sejumlah sektor sudah mulai menunjukkan penurunan kualitas. Penurunan terjadi hampir di semua sektor.
“Sudah cukup merata, tapi dari segmen bisnis lebih kena di sektor commercial dan SME (small medium enterprise/UKM),” pungkasnya.
Sementara penyaluran kredit perseroan hingga akhir September 2015 sebesar Rp560,6 triliun tumbuh 10,7%. Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp654,6 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp590,9 triliun.
“Publik mungkin lebih melihat ke profit, tapi Bank Mandiri tetap mau tahan coverage ratio pencadangan kita di 160%, itu jauh lebih tinggi dari rata-rata perbankan yang hanya 130%. Lebih baik kita konservatif punya celengan yang besar, kalau ada apa-apa kami punya cadangan cash yang besar,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Budi menyadari penambahan dana cadangan tersebut akan berimbas pada tertekannya torehan laba bersih pada kuartal III lalu. Kendati demikian, penambahan provisi sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pertumbuhan kredit macet ke depan.
Sebab, lanjut Budi, Bank Mandiri menganggap kredit pada sejumlah sektor sudah mulai menunjukkan penurunan kualitas. Penurunan terjadi hampir di semua sektor.
“Sudah cukup merata, tapi dari segmen bisnis lebih kena di sektor commercial dan SME (small medium enterprise/UKM),” pungkasnya.
Sementara penyaluran kredit perseroan hingga akhir September 2015 sebesar Rp560,6 triliun tumbuh 10,7%. Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp654,6 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp590,9 triliun.
(dmd)