BI: Sektor Keuangan RI Masih Kuat
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan saat ini Indonesia memiliki sektor keuangan dan perbankan yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang berada di posisi 2,66% per Agustus 2015 atau jauh berbeda dengan tahun 1998-1999. Di mana NPL perbankan mencapai angka di atas 48%.
"Dulu NPL di atas 48%, sekarang gross 2,7%, dan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) waktu itu minus 17%. Sekarang di atas 20%," ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo usai menyambut kedatangan Presiden Finlandia Sauli Niinisto di Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Dia menuturkan, tingkat suku bunga acuan atau BI Rate juga saat ini berada di level 7,5%. Menurutnya, angka ini jauh lebih baik dibandingkan saat kondisi krisis tahun 1998-1999, di mana tingkat suku bunga acuan mencapai 77%. "Saya jelaskan Indonesia belajar dari krisis. Sehingga itu yang membuat Indonesia bisa lewati krisis tahun 2008," jelasnya.
Agus mengungkapkan, kedatangan Presiden Finlandia Sauli Niinisto ke Gedung Bank Sentral bertujuan bertukar informasi mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini, serta kerja sama antar dua negara.
Agus menegaskan, BI akan terus meningkatkan kerja sama dengan Bank of Finland melalui pertukaran informasi di bidang ekonomi.
"Tukar menukar informasi antara Indonesia dan Finlandia kami lakukan. Kami juga jelaskan tentang pentingnya untuk Finlandia, kalau lihat Indonesia jangan hanya lihat Indonesia, tapi Asean karena kalau di Asia ekonomi yang terbesar adalah China, kemudian Jepang, dan Asean. Nah, di Asean yang besar kan Indonesia," jelasnya.
Maka dari itu, tegas Agus, pertemuan ini diharapkan dapat mendorong kerja sama yang lebih baik antara Bank Indonesia dengan Bank of Finland.
"Dulu NPL di atas 48%, sekarang gross 2,7%, dan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) waktu itu minus 17%. Sekarang di atas 20%," ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo usai menyambut kedatangan Presiden Finlandia Sauli Niinisto di Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Dia menuturkan, tingkat suku bunga acuan atau BI Rate juga saat ini berada di level 7,5%. Menurutnya, angka ini jauh lebih baik dibandingkan saat kondisi krisis tahun 1998-1999, di mana tingkat suku bunga acuan mencapai 77%. "Saya jelaskan Indonesia belajar dari krisis. Sehingga itu yang membuat Indonesia bisa lewati krisis tahun 2008," jelasnya.
Agus mengungkapkan, kedatangan Presiden Finlandia Sauli Niinisto ke Gedung Bank Sentral bertujuan bertukar informasi mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini, serta kerja sama antar dua negara.
Agus menegaskan, BI akan terus meningkatkan kerja sama dengan Bank of Finland melalui pertukaran informasi di bidang ekonomi.
"Tukar menukar informasi antara Indonesia dan Finlandia kami lakukan. Kami juga jelaskan tentang pentingnya untuk Finlandia, kalau lihat Indonesia jangan hanya lihat Indonesia, tapi Asean karena kalau di Asia ekonomi yang terbesar adalah China, kemudian Jepang, dan Asean. Nah, di Asean yang besar kan Indonesia," jelasnya.
Maka dari itu, tegas Agus, pertemuan ini diharapkan dapat mendorong kerja sama yang lebih baik antara Bank Indonesia dengan Bank of Finland.
(dmd)