Pertumbuhan Kredit Naik Tipis 10,9%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit pada September 2015 sebesar 10,9% (yoy), meningkat tipis dibandingkan bulan sebelumnya 10,8% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ditopang penyaluran kredit kepada BUMN bukan lembaga keuangan.
"Sementara kredit kepada sektor swasta tumbuh melambat 11,7% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya dari 11,8% (yoy)," ujar Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Andiwiana di Jakarta, Kamis (11/5/2015).
Dia melanjutkan, peningkatan pertumbuhan kredit tersebut terutama dalam bentuk kredit produktif, yakni kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI). Kredit modal kerja tercatat sebesar Rp1.893,9 triliun, tumbuh 10,3% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan Agustus 2015.
Andi mengungkapkan, peningkatan kredit modal kerja terutama terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan/perikanan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) yang masing-masing tumbuh dari 13,2% (yoy) dan 10,1% (yoy) pada Agustus 2015 menjadi 15,6% (yoy) dan 11,2% (yoy) pada September 2015.
Sementara posisi kredit investasi September 2015 tercatat sebesar Rp976,4 triliun, tumbuh 13,0% (yoy) atau sedikit meningkat dibandingkan Agustus 2015. "Peningkatan penyaluran kredit investasi terutama pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan/perikanan dan sektor industri pengolahan, masing-masing sebesar 19,3% (yoy) dan 21,0% (yoy) dibandingkan dengan Agustus 2015 (16,9% dan 20,5% yoy)," papar Andi.
Meski mengalami peningkatan pada kredit modal kerja dan kredit investasi, penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami perlambatan. Tercatat kredit UMKM yang disalurkan Bank Umum sebesar Rp715,4 triliun, tumbuh 9,1% (yoy) atau melambat dibandingkan Agustus 2015 sebesar 9,5% (yoy).
Menurutnya, perlambatan tersebut terutama disebabkan melemahnya pertumbuhan kredit UMKM pada skala usaha mikro.
Pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti juga mengalami perlambatan. Penyaluran kredit properti pada September 2015 tercatat sebesar Rp607,1 triliun, tumbuh 13,0% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2015 13,5% (yoy).
Andi menyebutkan, perlambatan tersebut terjadi pada kredit konstruksi, real estate, serta KPR dan KPA, masing- masing tumbuh 20,1% (yoy), 20,3% (yoy), dan 7,8% (yoy), turun dari 21,4% (yoy), 20,9% (yoy), dan 8,0% (yoy) pada Agustus 2015.
Baca juga:
Paket Kebijakan Dorong Pertumbuhan Kredit Kuartal IV
BI Revisi Target Pertumbuhan Kredit
BI Waspadai Kredit Bermasalah
"Sementara kredit kepada sektor swasta tumbuh melambat 11,7% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya dari 11,8% (yoy)," ujar Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Andiwiana di Jakarta, Kamis (11/5/2015).
Dia melanjutkan, peningkatan pertumbuhan kredit tersebut terutama dalam bentuk kredit produktif, yakni kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI). Kredit modal kerja tercatat sebesar Rp1.893,9 triliun, tumbuh 10,3% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan Agustus 2015.
Andi mengungkapkan, peningkatan kredit modal kerja terutama terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan/perikanan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) yang masing-masing tumbuh dari 13,2% (yoy) dan 10,1% (yoy) pada Agustus 2015 menjadi 15,6% (yoy) dan 11,2% (yoy) pada September 2015.
Sementara posisi kredit investasi September 2015 tercatat sebesar Rp976,4 triliun, tumbuh 13,0% (yoy) atau sedikit meningkat dibandingkan Agustus 2015. "Peningkatan penyaluran kredit investasi terutama pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan/perikanan dan sektor industri pengolahan, masing-masing sebesar 19,3% (yoy) dan 21,0% (yoy) dibandingkan dengan Agustus 2015 (16,9% dan 20,5% yoy)," papar Andi.
Meski mengalami peningkatan pada kredit modal kerja dan kredit investasi, penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami perlambatan. Tercatat kredit UMKM yang disalurkan Bank Umum sebesar Rp715,4 triliun, tumbuh 9,1% (yoy) atau melambat dibandingkan Agustus 2015 sebesar 9,5% (yoy).
Menurutnya, perlambatan tersebut terutama disebabkan melemahnya pertumbuhan kredit UMKM pada skala usaha mikro.
Pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti juga mengalami perlambatan. Penyaluran kredit properti pada September 2015 tercatat sebesar Rp607,1 triliun, tumbuh 13,0% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2015 13,5% (yoy).
Andi menyebutkan, perlambatan tersebut terjadi pada kredit konstruksi, real estate, serta KPR dan KPA, masing- masing tumbuh 20,1% (yoy), 20,3% (yoy), dan 7,8% (yoy), turun dari 21,4% (yoy), 20,9% (yoy), dan 8,0% (yoy) pada Agustus 2015.
Baca juga:
Paket Kebijakan Dorong Pertumbuhan Kredit Kuartal IV
BI Revisi Target Pertumbuhan Kredit
BI Waspadai Kredit Bermasalah
(dmd)