Rupiah Diprediksi Kembali Menguat
A
A
A
JAKARTA - Laju rupiah pada awal pekan ini diprediksi memiliki peluang untuk mengalami kenaikan kembali dengan tidak terlalu direspon negatifnya sentimen yang ada.
"Apalagi data-data dalam negeri juga sudah sebagian besar dirilis, sehingga pelaku pasar akan mencermati data-data dari luar yang dapat berimbas secara tidak langsung pada rupiah," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin (9/11/2015).
Dia memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.585-Rp13.535/USD.
Sementara, meski BI mengindikasikan belum akan menurunkan suku bunga BI rate di tengah desakan dari berbagai pihak untuk menurunkannya. Namun, tidak terlalu ditanggapi negatif dimana laju rupiah malah menguat pada akhir pekan lalu.
"Tidak hanya itu, bahkan dengan rilis penurunan cadangan devisa Oktober 2015 pada posisi USD100,7 miliar dari sebelumnya USD101,7 miliar juga tidak direspon negatif," jelas Reza.
Tampaknya pelaku pasar melihat adanya upaya positif dari BI untuk dapat mempertahankan laju rupiah. Jika flashback maka akan terlihat intervensi cukup besar di awal Oktober 2015, terapresiasinya laju rupiah dari posisi Rp14.735-Rp14.640 menjadi Rp13.285-Rp13.860/USD di awal minggu kedua.
"Setelah itu, laju rRupiah pun dijaga di level Rp13.820-Rp13.248/USD. Di sisi lain, terapresiasiya sejumlah mata uang terhadap USD turut berimbas positif dan membantu penguatan pada laju rupiah terhadap USD," pungkasnya.
"Apalagi data-data dalam negeri juga sudah sebagian besar dirilis, sehingga pelaku pasar akan mencermati data-data dari luar yang dapat berimbas secara tidak langsung pada rupiah," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin (9/11/2015).
Dia memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.585-Rp13.535/USD.
Sementara, meski BI mengindikasikan belum akan menurunkan suku bunga BI rate di tengah desakan dari berbagai pihak untuk menurunkannya. Namun, tidak terlalu ditanggapi negatif dimana laju rupiah malah menguat pada akhir pekan lalu.
"Tidak hanya itu, bahkan dengan rilis penurunan cadangan devisa Oktober 2015 pada posisi USD100,7 miliar dari sebelumnya USD101,7 miliar juga tidak direspon negatif," jelas Reza.
Tampaknya pelaku pasar melihat adanya upaya positif dari BI untuk dapat mempertahankan laju rupiah. Jika flashback maka akan terlihat intervensi cukup besar di awal Oktober 2015, terapresiasinya laju rupiah dari posisi Rp14.735-Rp14.640 menjadi Rp13.285-Rp13.860/USD di awal minggu kedua.
"Setelah itu, laju rRupiah pun dijaga di level Rp13.820-Rp13.248/USD. Di sisi lain, terapresiasiya sejumlah mata uang terhadap USD turut berimbas positif dan membantu penguatan pada laju rupiah terhadap USD," pungkasnya.
(izz)