OJK: Investasi Bodong Gencar, Cendekiawan Jadi Korban
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ilya Avianti menjelaskan, investasi bodong hingga saat ini masih marak. Bahkan korbannya bukan hanya ibu rumah tangga, melainkan cendekiawan yang ingin menyumbangkan uangnya ke yayasan.
Padahal, dia menuturkan, OJK sendiri sudah berusaha keras membasmi investasi bodong ini. Namun gencarnya investasi bodong, baik via online maupun iklan-iklan di televisi membuat jumlah korbannya meluas.
"Namanya investasi bodong, kita sudah sedemikian rupa (membasmi), tapi namanya juga orang usaha. Itu memang susah. Amerika Serikat pun pernah begitu. Itu yang ketipu, cendekiawan, profesor. Dia tidak punya istri dan anak, warisannya ingin diserahkan ke yayasan melalui investasi bodong, jadi ketipu," katanya di Gedung Sindo, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Ilya mengakui, OJK memang sedikit kesulitan mengatasi maraknya investasi bodong di Tanah Air lantaran tidak mengetahui kantor, dan siapa pelakunya karena semua dikelola secara online.
"Kita agak kesulitan karena tidak bisa dilacak. Orangnya siapa pun, kita tidak tahu. Lokasinya di mana, kita tikda tahu. Jadi macam orang pinter yang ketipu itu, itu keblinger sendiri akhirnya," tutur Ilya.
Kendati demikian, OJK tetap melakukan edukasi terhadap seluruh lapisan masyarakat termasuk siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa serta ibu rumah tangga. Bahkan pondok pesantren pun ikut diberikan edukasi mengenai investasi.
"Yang pasti ke ibu-ibu rumah tangga ya, karena mereka kan direktur keuangan (rumah tangga)nya," pungkas dia.
Padahal, dia menuturkan, OJK sendiri sudah berusaha keras membasmi investasi bodong ini. Namun gencarnya investasi bodong, baik via online maupun iklan-iklan di televisi membuat jumlah korbannya meluas.
"Namanya investasi bodong, kita sudah sedemikian rupa (membasmi), tapi namanya juga orang usaha. Itu memang susah. Amerika Serikat pun pernah begitu. Itu yang ketipu, cendekiawan, profesor. Dia tidak punya istri dan anak, warisannya ingin diserahkan ke yayasan melalui investasi bodong, jadi ketipu," katanya di Gedung Sindo, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Ilya mengakui, OJK memang sedikit kesulitan mengatasi maraknya investasi bodong di Tanah Air lantaran tidak mengetahui kantor, dan siapa pelakunya karena semua dikelola secara online.
"Kita agak kesulitan karena tidak bisa dilacak. Orangnya siapa pun, kita tidak tahu. Lokasinya di mana, kita tikda tahu. Jadi macam orang pinter yang ketipu itu, itu keblinger sendiri akhirnya," tutur Ilya.
Kendati demikian, OJK tetap melakukan edukasi terhadap seluruh lapisan masyarakat termasuk siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa serta ibu rumah tangga. Bahkan pondok pesantren pun ikut diberikan edukasi mengenai investasi.
"Yang pasti ke ibu-ibu rumah tangga ya, karena mereka kan direktur keuangan (rumah tangga)nya," pungkas dia.
(rna)