BRI Khawatirkan Nilai Tukar Rupiah Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso mengkhawatirkan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tahun depan.
Menurutnya, nilai tukar rupiah tahun depan diperkirakan masih akan sama seperti tahun ini, sehingga dikhawatirkan menggerus likuiditas.
"Yang paling kita khawatirkan dari kondisi nilai tukar rupiah itu likuiditas, khususnya nasabah yang memiliki utang USD," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Dia menjelaskan, nasabah perseroan yang memiliki utang USD berjumlah sedikit karena lebih menyasar sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Selain itu, BRI juga mengkhawatirkan isu kenaikkan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang diperkirakan akan naik bulan depan.
Menurutnya, semenjak berhentinya quantitative easing di Amerika Serikat, spekulasi naiknya suku bunga The Fed akan terus berdampak terhadap nilai tukar rupiah.
"Sejak quantitative easing dihentikan, kita selalu kira The Fed naikkan suku bunga, lalu ternyata tidak jadi. Ketika rupiah mulai menguat juga isu itu muncul, tapi tidak jadi naik juga," pungkasnya.
Baca Juga:
Tambah Anak Usaha, BRI Alokasikan Rp5 Triliun
Menurutnya, nilai tukar rupiah tahun depan diperkirakan masih akan sama seperti tahun ini, sehingga dikhawatirkan menggerus likuiditas.
"Yang paling kita khawatirkan dari kondisi nilai tukar rupiah itu likuiditas, khususnya nasabah yang memiliki utang USD," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Dia menjelaskan, nasabah perseroan yang memiliki utang USD berjumlah sedikit karena lebih menyasar sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Selain itu, BRI juga mengkhawatirkan isu kenaikkan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang diperkirakan akan naik bulan depan.
Menurutnya, semenjak berhentinya quantitative easing di Amerika Serikat, spekulasi naiknya suku bunga The Fed akan terus berdampak terhadap nilai tukar rupiah.
"Sejak quantitative easing dihentikan, kita selalu kira The Fed naikkan suku bunga, lalu ternyata tidak jadi. Ketika rupiah mulai menguat juga isu itu muncul, tapi tidak jadi naik juga," pungkasnya.
Baca Juga:
Tambah Anak Usaha, BRI Alokasikan Rp5 Triliun
(izz)