Masyarakat Indonesia Konsumtif Daya Tarik Pengusaha Asing
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sebagai negara besar baik dari segi jumlah penduduk maupun wilayah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengusaha asing untuk berinvestasi. Mereka tergiur dengan pasar Indonesia yang rata-rata masyarakatnya konsumtif.
Melihat kondisi tersebut, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) meminta pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia, industri dan mental para pelaku usaha, sebelum terjun dalam kerja sama perdagangan bebas.
Menurut HT, masyarakat menengah ke bawah belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maupun Trans-Pacific Partnership (TPP). Selain modal, pemahaman pendidikan dan pengetahuan mereka kurang, dan jaringannya kecil sehingga masih kalah dari negara lain.
"Saya pernah kenal dengan birokrat yang idealis, kemudian dia sudah lepas. Dia bilang mayoritas kebijakan yang diterapkan di Indonesia karena loby pengusaha dan asing. Jadi kita jangan terhanyut di situ," ujar HT, saat menjadi salah satu keynote speaker Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi di Auditorium Pusat Inovasi LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (12/11/2015).
"Potensi atau peluang untuk berentrepreneur di Indonesia masih sangat besar. Saat ini saja jumlah entrepreneur kita masih minim, kisaran di bawah 2%. Sedangkan negara lain sudah banyak yang di atas 4-5%," imbuhnya.
HT menyebutkan, entrepreneur di Indonesia masih sedikit karena kurangnya perhatian dari pemerintah. "Seharusnya difasilitasi, didorong, diberi insentif, sehingga dapat tumbuh dan maju," tandasnya.
Melihat kondisi tersebut, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) meminta pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia, industri dan mental para pelaku usaha, sebelum terjun dalam kerja sama perdagangan bebas.
Menurut HT, masyarakat menengah ke bawah belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maupun Trans-Pacific Partnership (TPP). Selain modal, pemahaman pendidikan dan pengetahuan mereka kurang, dan jaringannya kecil sehingga masih kalah dari negara lain.
"Saya pernah kenal dengan birokrat yang idealis, kemudian dia sudah lepas. Dia bilang mayoritas kebijakan yang diterapkan di Indonesia karena loby pengusaha dan asing. Jadi kita jangan terhanyut di situ," ujar HT, saat menjadi salah satu keynote speaker Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi di Auditorium Pusat Inovasi LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (12/11/2015).
"Potensi atau peluang untuk berentrepreneur di Indonesia masih sangat besar. Saat ini saja jumlah entrepreneur kita masih minim, kisaran di bawah 2%. Sedangkan negara lain sudah banyak yang di atas 4-5%," imbuhnya.
HT menyebutkan, entrepreneur di Indonesia masih sedikit karena kurangnya perhatian dari pemerintah. "Seharusnya difasilitasi, didorong, diberi insentif, sehingga dapat tumbuh dan maju," tandasnya.
(dmd)