Pemimpin Asia Kutuk Serangan Paris Jelang G-20 dan APEC
A
A
A
TOKYO - Pemimpin Asia mengutuk serangan mematikan di Paris Jumat malam, yang menewaskan sedikitnya 120 orang dan menempatkan pemerintah setempat pada peningkatan keamanan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) internasional di Turki, Filipina dan Malaysia.
"Prancis, rumah bagi kebebasan telah diserang oleh teroris, yang bertekad menyerang dan menekan kebebasan bukan hanya di Prancis tetapi di seluruh dunia. Kami berdiri bersama dengan orang-orang Prancis dan dengan semua orang bebas dalam pertempuran melawan terorisme," kata Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dalam pidato televisi dari Berlin, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (14/11/2015).
Para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Manila mulai Senin dan para pejabat Filipina mengatakan mereka mewaspadai situasi, melakukan tindakan pencegahan, dan menempatkan polisi di seluruh unit.
"Terorisme sangat mungkin menjadi fokus perhatian di KTT G-20 di Turki yang dimulai Sabtu," kata analis terorisme di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura dan mantan peneliti pasukan bersenjata Prancis Romain Quivooij.
Sementara menurut dia, Turki adalah sebuah negara, di mana serangan teroris mematikan telah terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan terkejut dengan serangan tersebut dan mengatakan mereka berencana melakukan diskusi mengenai terorisme dalam pertemuan G-20, yang dinilai lebih relevan dan mendesak daripada sebelumnya.
Perdana Menteri India Narendra Modi dalam cuitannya di Twitter menyatakan rasa duka citanya, sementara Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menulis, "Saya terkejut dengan apa yang terjadi di Paris tapi kami harus tetap bersatu dan tidak terpengaruh dalam perang melawan terorisme."
Presiden China Xi Jinping mengirim pesan belasungkawa kepada Presiden Prancis Francois Hollande untuk mengekspresikan kecaman keras terhadap serangan tersebut.
Sementara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kepada wartawan sebelum bertolak ke Turki menyatakan bahwa Indonesia mendesak masyarakat internasional untuk berperang melawan terorisme. (Baca: Jokowi Bertolak ke Turki Hadiri KTT G-20)
Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan peringatan mendesak untuk mencegah wisatawan ke Prancis. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, berita itu sangat mengagetkan dan Jepang tidak akan pernah tunduk pada terorisme.
"Prancis, rumah bagi kebebasan telah diserang oleh teroris, yang bertekad menyerang dan menekan kebebasan bukan hanya di Prancis tetapi di seluruh dunia. Kami berdiri bersama dengan orang-orang Prancis dan dengan semua orang bebas dalam pertempuran melawan terorisme," kata Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dalam pidato televisi dari Berlin, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (14/11/2015).
Para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Manila mulai Senin dan para pejabat Filipina mengatakan mereka mewaspadai situasi, melakukan tindakan pencegahan, dan menempatkan polisi di seluruh unit.
"Terorisme sangat mungkin menjadi fokus perhatian di KTT G-20 di Turki yang dimulai Sabtu," kata analis terorisme di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura dan mantan peneliti pasukan bersenjata Prancis Romain Quivooij.
Sementara menurut dia, Turki adalah sebuah negara, di mana serangan teroris mematikan telah terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan terkejut dengan serangan tersebut dan mengatakan mereka berencana melakukan diskusi mengenai terorisme dalam pertemuan G-20, yang dinilai lebih relevan dan mendesak daripada sebelumnya.
Perdana Menteri India Narendra Modi dalam cuitannya di Twitter menyatakan rasa duka citanya, sementara Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menulis, "Saya terkejut dengan apa yang terjadi di Paris tapi kami harus tetap bersatu dan tidak terpengaruh dalam perang melawan terorisme."
Presiden China Xi Jinping mengirim pesan belasungkawa kepada Presiden Prancis Francois Hollande untuk mengekspresikan kecaman keras terhadap serangan tersebut.
Sementara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kepada wartawan sebelum bertolak ke Turki menyatakan bahwa Indonesia mendesak masyarakat internasional untuk berperang melawan terorisme. (Baca: Jokowi Bertolak ke Turki Hadiri KTT G-20)
Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan peringatan mendesak untuk mencegah wisatawan ke Prancis. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, berita itu sangat mengagetkan dan Jepang tidak akan pernah tunduk pada terorisme.
(rna)