Tiga Kepulauan di Sulut Masih Sulit Dapatkan Elpiji
A
A
A
MANADO - Kepala Bidang Penangkapan, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Penangkapan Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara Tienneke Adam menyatakan, ada tiga wilayah kepulauan Sulawesi Utara (Sulut) yang masih sulit mendapatkan elpiji ukuran 3 kilogram (kg).
Ketiga wilayah itu, yakni Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro. Itu lantaran masalah distribusi ke pulau kecil masih terbatas. Jadi, pemerintah daerah Sulawesi Utara (Sulut) fokus untuk 10 kabupaten kota yang memiliki daerah laut.
"Kalau di sekitaran Manado masih gampang dan kami menyebarkannya ke 13 kota kabupaten yang punya daerah lautan. Tapi karena kami lihat kondisi kabupaten Kepulauan Talaud, Sangihe dan Sitaro, untuk gas tabung ini masih susah. Distribusinya agak sulit untuk ke sana," kata dia di Malalayang, Sulut, Senin (16/11/2015)
Karena itu, kata dia, fokus dinasnya untuk tahun pertama adalah di kabupaten sekitar kota dan kota-kota besar lain, seperti Minahasa Selatan, Minahasa Utara dan daerah lain yang mudah mendapatkan gas.
"Tadi juga kami sempat ngobrol dengan pak Amin (pencipta konverter gas), kita maunya bisa tersebar ke pulau kecil. Tapi masalahnya di pulau kecil, gas masih susah. Ini dilema," katanya.
Ke depan, pihaknya akan melihat terlebih dahulu antusiasme dari beberapa kampung nelayan lain di Manado terhadap konverter gas. Pasalnya, program ini baru kali pertama dilakukan.
"Kita akan lihat dulu ke depannya karena ini kan baru pertama kali ya. Artinya, kalau di Malalayang ini antusias sekali. Nah, kita mau lihat untuk daerah lainnya seperti apa karena di Manado dan sekitarnya masih gampang dapat tabung gasnya. Jadi kita prioritaskan untuk nelayan kecil yang ada di sekitar sini," pungkasnya.
Ketiga wilayah itu, yakni Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro. Itu lantaran masalah distribusi ke pulau kecil masih terbatas. Jadi, pemerintah daerah Sulawesi Utara (Sulut) fokus untuk 10 kabupaten kota yang memiliki daerah laut.
"Kalau di sekitaran Manado masih gampang dan kami menyebarkannya ke 13 kota kabupaten yang punya daerah lautan. Tapi karena kami lihat kondisi kabupaten Kepulauan Talaud, Sangihe dan Sitaro, untuk gas tabung ini masih susah. Distribusinya agak sulit untuk ke sana," kata dia di Malalayang, Sulut, Senin (16/11/2015)
Karena itu, kata dia, fokus dinasnya untuk tahun pertama adalah di kabupaten sekitar kota dan kota-kota besar lain, seperti Minahasa Selatan, Minahasa Utara dan daerah lain yang mudah mendapatkan gas.
"Tadi juga kami sempat ngobrol dengan pak Amin (pencipta konverter gas), kita maunya bisa tersebar ke pulau kecil. Tapi masalahnya di pulau kecil, gas masih susah. Ini dilema," katanya.
Ke depan, pihaknya akan melihat terlebih dahulu antusiasme dari beberapa kampung nelayan lain di Manado terhadap konverter gas. Pasalnya, program ini baru kali pertama dilakukan.
"Kita akan lihat dulu ke depannya karena ini kan baru pertama kali ya. Artinya, kalau di Malalayang ini antusias sekali. Nah, kita mau lihat untuk daerah lainnya seperti apa karena di Manado dan sekitarnya masih gampang dapat tabung gasnya. Jadi kita prioritaskan untuk nelayan kecil yang ada di sekitar sini," pungkasnya.
(rna)