Rupiah Dibuka Rebound di Tengah Melejitnya USD di Asia
A
A
A
JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka balik arah menguat (rebound), di tengah melejitnya dolar Amerika Serikat (USD) di perdagangan Asia.
Rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.683/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke Rp13.715/USD. Posisi itu terapresiasi dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.749/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.711/USD. Posisi ini menguat 21 poin dari kemarin di level Rp13.732/USD.
Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.726/USD. Posisi itu menguat 50 poin dibanding sebelumnya pada level Rp12.776/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada posisi Rp13.731/USD. Posisi tersebut positif 10 poin dibanding posisi kemarin di Rp13.741/USD.
Sementara USD mendekati level tertinggi tujuh bulan pada awal perdagangan Asia hari ini karena investor mengalihkan fokus mereka dari serangan mematikan pekan lalu di Paris dengan proyeksi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan depan.
Indeks USD naik menjadi 99,401, mendekati level tertinggi tujuh bulan pada 99,504 setelah data tenaga kerja AS secara mengejutkan menguat. (Baca: Minim Sentimen Positif, Penguatan Rupiah Diproyeksi Tertahan)
Data terakhir dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi, liburan Hari Veteran menunjukkan bahwa spekulan meningkatkan taruhan USD mereka dalam pekan yang berakhir 10 November ke tingkat tertinggi sejak pertengahan Agustus.
Data harga konsumen AS yang akan dirilis diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada awal bulan depan, kenaikan kali pertama dalam hampir satu dekade.
Euro terhadap USD mendatar pada awal perdagangan Asia di 1,0685, setelah jatuh ke level terendah dalam hampir 6,5 bulan di 1,0674, semalam.
Kontras dengan The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan sangat mungkin untuk melakukan kebijakan moneter lebih lanjut pada bulan depan.
"Kekecewaan oleh ECB pada tahap ini akan sama saja dengan memperkuat ekspektasi pada level saat ini untuk pertumbuhan dan inflasi, kami sepenuhnya mengharapkan mereka menghindarinya," kata Kepala Strategi Valuta Asing Eropa G10 di Citigroup Richard Cochinos, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (17/11/2015).
USD terhadap yen meningkat sekitar 0,1% menjadi 123,24, bergerak menjauh dari sesi sebelumnya dari 122,23 karena risk aversion investor memudar. Yen merupakan mata uang safe haven dan menguat setelah serangan Paris.
Rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.683/USD dan pada pukul 10.00 WIB bergeser ke Rp13.715/USD. Posisi itu terapresiasi dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.749/USD.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.711/USD. Posisi ini menguat 21 poin dari kemarin di level Rp13.732/USD.
Rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.726/USD. Posisi itu menguat 50 poin dibanding sebelumnya pada level Rp12.776/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada pada posisi Rp13.731/USD. Posisi tersebut positif 10 poin dibanding posisi kemarin di Rp13.741/USD.
Sementara USD mendekati level tertinggi tujuh bulan pada awal perdagangan Asia hari ini karena investor mengalihkan fokus mereka dari serangan mematikan pekan lalu di Paris dengan proyeksi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan depan.
Indeks USD naik menjadi 99,401, mendekati level tertinggi tujuh bulan pada 99,504 setelah data tenaga kerja AS secara mengejutkan menguat. (Baca: Minim Sentimen Positif, Penguatan Rupiah Diproyeksi Tertahan)
Data terakhir dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi, liburan Hari Veteran menunjukkan bahwa spekulan meningkatkan taruhan USD mereka dalam pekan yang berakhir 10 November ke tingkat tertinggi sejak pertengahan Agustus.
Data harga konsumen AS yang akan dirilis diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada awal bulan depan, kenaikan kali pertama dalam hampir satu dekade.
Euro terhadap USD mendatar pada awal perdagangan Asia di 1,0685, setelah jatuh ke level terendah dalam hampir 6,5 bulan di 1,0674, semalam.
Kontras dengan The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan sangat mungkin untuk melakukan kebijakan moneter lebih lanjut pada bulan depan.
"Kekecewaan oleh ECB pada tahap ini akan sama saja dengan memperkuat ekspektasi pada level saat ini untuk pertumbuhan dan inflasi, kami sepenuhnya mengharapkan mereka menghindarinya," kata Kepala Strategi Valuta Asing Eropa G10 di Citigroup Richard Cochinos, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (17/11/2015).
USD terhadap yen meningkat sekitar 0,1% menjadi 123,24, bergerak menjauh dari sesi sebelumnya dari 122,23 karena risk aversion investor memudar. Yen merupakan mata uang safe haven dan menguat setelah serangan Paris.
(rna)