Rizal Sebut Elite Indonesia Pentingkan Diri Sendiri
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai, selama ini masih banyak elit pemerintahan dan politik suka seenaknya dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dibanding bangsa Indonesia.
Hal ini dikatakannya menanggapi bola panas yang dilempar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said terkait pencatutan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rencana perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Dia mengatakan, kisruh yang melibatkan pimpinan DPR RI Setya Novanto ini layaknya sinetron antar dua geng yang di satu masa berseteru, di masa yang lain justru berteman. (Baca: Soal Catut Nama Jokowi, Rizal: Anggap Saja Nonton Sinetron).
Kendati demikian, Rizal menganggap sinetron ini diperlukan untuk membuka mata seluruh masyarakat Indonesia dan mengoreksi kesalahan yang terjadi di masa lalu dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA).
"Supaya kebuka semua, agar kita belajar untuk mengoreksi kesalahan kita di masa lampau dalam mengelola SDA. Ini momentum untuk menulis ulang sejarah pengelola sumber daya alam," tutur dia. (Baca: Disebut Catut Nama Presiden, Ini Respons Setya Novanto).
Pasalnya, selama ini bangsa Indonesia banyak dirugikan dengan kehadiran perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Betapa tidak, Freeport yang telah mengeruk tambang selama hampir 40 tahun membayar royalti kecil, kerap membuang limbah sembarangan, dan tidak melakukan divestasi.
"Itu bisa terjadi karena pejabat-pejabat Indonesia elitnya itu gampang disogok, gampang dilobi, jadi jubir kepentingan asing. Ya menurut saya ini perlu supaya kita bisa memanfaatkan SDA ini buat anak cucu kita, sesuai pasal 33," tandasnya.
Baca Juga:
Freeport Tutup Mulut soal Kasus Pencatutan Nama Jokowi
Catut Nama Presiden Dinilai Telah Lecehkan Simbol Negara
Kadin: Pencatutan Jokowi di Freeport Tak Ganggu Investasi
Menterinya Jokowi Bilang SBY Warisi Empat Defisit
Hal ini dikatakannya menanggapi bola panas yang dilempar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said terkait pencatutan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rencana perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Dia mengatakan, kisruh yang melibatkan pimpinan DPR RI Setya Novanto ini layaknya sinetron antar dua geng yang di satu masa berseteru, di masa yang lain justru berteman. (Baca: Soal Catut Nama Jokowi, Rizal: Anggap Saja Nonton Sinetron).
Kendati demikian, Rizal menganggap sinetron ini diperlukan untuk membuka mata seluruh masyarakat Indonesia dan mengoreksi kesalahan yang terjadi di masa lalu dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA).
"Supaya kebuka semua, agar kita belajar untuk mengoreksi kesalahan kita di masa lampau dalam mengelola SDA. Ini momentum untuk menulis ulang sejarah pengelola sumber daya alam," tutur dia. (Baca: Disebut Catut Nama Presiden, Ini Respons Setya Novanto).
Pasalnya, selama ini bangsa Indonesia banyak dirugikan dengan kehadiran perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Betapa tidak, Freeport yang telah mengeruk tambang selama hampir 40 tahun membayar royalti kecil, kerap membuang limbah sembarangan, dan tidak melakukan divestasi.
"Itu bisa terjadi karena pejabat-pejabat Indonesia elitnya itu gampang disogok, gampang dilobi, jadi jubir kepentingan asing. Ya menurut saya ini perlu supaya kita bisa memanfaatkan SDA ini buat anak cucu kita, sesuai pasal 33," tandasnya.
Baca Juga:
Freeport Tutup Mulut soal Kasus Pencatutan Nama Jokowi
Catut Nama Presiden Dinilai Telah Lecehkan Simbol Negara
Kadin: Pencatutan Jokowi di Freeport Tak Ganggu Investasi
Menterinya Jokowi Bilang SBY Warisi Empat Defisit
(izz)