Rizal Ramli: Kontrak Freeport Banyak Hengki Pengki
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli membongkar bobroknya kontrak karya yang terjalin antara pemerintah dengan PT Freeport Indonesia.
Menurutnya, banyak skandal yang terjadi selama hampir 40 tahun Freeport melakukan kegiatannya di Tanah Rajawali, Papua. (Baca: Rizal Ramli: Banyak Pejabat Brengsek!)
Dia mengatakan, saat perpanjangan kontrak 1980-an telah mulai terjadi kongkalikong atau yang diistilahkannya sebagai hengki pengki antara Chairman of Board Freeport-McMoran James Robert Moffett (Jim Bob) dan menteri Indonesia kala itu. Tak ayal, Indonesia hanya mendapatkan sedikit manfaat dari kegiatan pertambangan Freeport.
"Karena perpanjangan kontrak 1980-an kenapa Freeport memberikan manfaat kecil buat Indonesia, karena terjadi hengki pengki antara bos Freeport Jim Moffet dengan Menteri Indonesia," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (18/11/2015).
Menurutnya, jika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said benar-benar ingin menguak kebobrokan Freeport, maka bukan tidak mungkin nama Bos Freeport-McMoran akan turut terseret.
"Ya kalau mau main buka-bukaan (kasus Freeport), bosnya Freeport juga bisa kena lah," kata Rizal.
Seperti diketahui, Sudirman Said melempar bola panas dengan pernyataannya yang menyatakan bahwa ada politisi kuat dan pengusaha yang menjual nama Jokowi dan JK untuk memperoleh saham di perusahaan tambang Paman Sam tersebut.
Dengan dalih menjadi perantara antara pemerintah dan Freeport, politisi ini meminta 20% saham Freeport untuk diberikan kepada Presiden Jokowi dan Wapres JK. Selain itu, anggota dewan ini juga meminta 49% saham di PLTA Urumuka, Papua.
Baca Juga:
RI Dapat Durian Runtuh jika Tak Perpanjang Kontrak Freeport
Rizal Sebut Elite Indonesia Pentingkan Diri Sendiri
Soal Catut Nama Jokowi, Rizal: Anggap Saja Nonton Sinetron
Menurutnya, banyak skandal yang terjadi selama hampir 40 tahun Freeport melakukan kegiatannya di Tanah Rajawali, Papua. (Baca: Rizal Ramli: Banyak Pejabat Brengsek!)
Dia mengatakan, saat perpanjangan kontrak 1980-an telah mulai terjadi kongkalikong atau yang diistilahkannya sebagai hengki pengki antara Chairman of Board Freeport-McMoran James Robert Moffett (Jim Bob) dan menteri Indonesia kala itu. Tak ayal, Indonesia hanya mendapatkan sedikit manfaat dari kegiatan pertambangan Freeport.
"Karena perpanjangan kontrak 1980-an kenapa Freeport memberikan manfaat kecil buat Indonesia, karena terjadi hengki pengki antara bos Freeport Jim Moffet dengan Menteri Indonesia," katanya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (18/11/2015).
Menurutnya, jika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said benar-benar ingin menguak kebobrokan Freeport, maka bukan tidak mungkin nama Bos Freeport-McMoran akan turut terseret.
"Ya kalau mau main buka-bukaan (kasus Freeport), bosnya Freeport juga bisa kena lah," kata Rizal.
Seperti diketahui, Sudirman Said melempar bola panas dengan pernyataannya yang menyatakan bahwa ada politisi kuat dan pengusaha yang menjual nama Jokowi dan JK untuk memperoleh saham di perusahaan tambang Paman Sam tersebut.
Dengan dalih menjadi perantara antara pemerintah dan Freeport, politisi ini meminta 20% saham Freeport untuk diberikan kepada Presiden Jokowi dan Wapres JK. Selain itu, anggota dewan ini juga meminta 49% saham di PLTA Urumuka, Papua.
Baca Juga:
RI Dapat Durian Runtuh jika Tak Perpanjang Kontrak Freeport
Rizal Sebut Elite Indonesia Pentingkan Diri Sendiri
Soal Catut Nama Jokowi, Rizal: Anggap Saja Nonton Sinetron
(izz)