Tembaga Turun di Bawah USD4.500 karena Logam Terkoreksi
A
A
A
SHANGHAI - Tembaga turun di bawah USD4.500 untuk kali pertama sejak Mei 2009 karena investor takut pergeseran upaya peningkatan ekonomi China dengan mengenjot sektor konsumsi dari ekspansi investasi akan memperlambat permintaan konsumen terbesar di dunia.
Nikel kehilangan lebih dari 5% ke level terendah sejak 2003 dan Shanghai berjangka turun. Saham Glencore Plc anjlok 4,1% dan BHP Billiton Ltd susut 3,1%.
Tembaga yang digunakan dalam jaringan listrik dan kabel rumah turun sebanyak 2,6% menjadi USD4.461,5/metrik ton (MT) sebelum diperdagangkan di USD4.468 pada pukul 12.10 di Shanghai. Nikel jatuh ke USD8.235/ton, sedangkan seng menghapus kenaikan pada Jumat setelah smelter-smelter di China mengumumkan akan memangkas produksi tahun depan.
"Permintaan masih menjadi kunci untuk komoditas saat ini, disiplin pasokan dan pemangkasan produksi tidak pasti," kata analis di Argonaut Securities di Hong Kong Helen Lau, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (23/11/2015).
Menurut dia, ada kemungkinan bahwa produsen lokal akan terus meningkatkan produksi dan menggantikan kerugian yang telah dibuat. Pasalnya, masih banyak yang ingin mempertahankan arus kas pada harga saat ini.
Harga komoditas memperpanjang penurunan, dengan minyak dan industri logam melemah. Emas terkoreksi karena dolar Amerika Serikat (USD) menguat. Prospek pada konferensi pekan lalu di Shanghai memberi imbas bearish di tengah perlambatan China, sementara produsen top enggan untuk mengurangi produksinya lagi.
Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga AS yang mendorong USD, membuat komoditas lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.
"Premi logam di pasar fisik China tidak reli setelah harga anjlok, menunjukkan permintaan yang sangat lemah. Harga tidak akan rebound sampai akhir Desember ketika Fed membuat keputusan akhir," kata analis senior di Beijing Capital Futures Co Xiao Jing.
Indeks London Metal Exchange dari enam logam industri telah anjlok 27% tahun ini, kinerja tahunan terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008.
Menurut pernyataan di situs konsultasi SMM Information & Technology Co, smelter di China, yang memproduksi lebih dari 40% dari seng di dunia berencana untuk memangkas produksi olahan sebanyak 500.000 ton tahun depan dan mereka menyerukan kontrol ketat terhadap kapasitas baru. Sementara tembaga dan seng memperpanjang kemerosotan setelah Glencore melakukan pengurangan pada September dan Oktober.
menghadapi kondisi tersebut, Chile Codelco sebagai produsen tembaga terbesar di dunia mengatakan di Shanghai pekan lalu, mereka lebih suka mengendalikan biaya produksi. Sedangkan Antofagasta Minerals SA menyatakan, perusahaan pertambangan global telah memangkas produksi secukupnya untuk menyeimbangkan harga pasar dan mendukung di harga sekarang.
Nikel kehilangan lebih dari 5% ke level terendah sejak 2003 dan Shanghai berjangka turun. Saham Glencore Plc anjlok 4,1% dan BHP Billiton Ltd susut 3,1%.
Tembaga yang digunakan dalam jaringan listrik dan kabel rumah turun sebanyak 2,6% menjadi USD4.461,5/metrik ton (MT) sebelum diperdagangkan di USD4.468 pada pukul 12.10 di Shanghai. Nikel jatuh ke USD8.235/ton, sedangkan seng menghapus kenaikan pada Jumat setelah smelter-smelter di China mengumumkan akan memangkas produksi tahun depan.
"Permintaan masih menjadi kunci untuk komoditas saat ini, disiplin pasokan dan pemangkasan produksi tidak pasti," kata analis di Argonaut Securities di Hong Kong Helen Lau, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (23/11/2015).
Menurut dia, ada kemungkinan bahwa produsen lokal akan terus meningkatkan produksi dan menggantikan kerugian yang telah dibuat. Pasalnya, masih banyak yang ingin mempertahankan arus kas pada harga saat ini.
Harga komoditas memperpanjang penurunan, dengan minyak dan industri logam melemah. Emas terkoreksi karena dolar Amerika Serikat (USD) menguat. Prospek pada konferensi pekan lalu di Shanghai memberi imbas bearish di tengah perlambatan China, sementara produsen top enggan untuk mengurangi produksinya lagi.
Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga AS yang mendorong USD, membuat komoditas lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain.
"Premi logam di pasar fisik China tidak reli setelah harga anjlok, menunjukkan permintaan yang sangat lemah. Harga tidak akan rebound sampai akhir Desember ketika Fed membuat keputusan akhir," kata analis senior di Beijing Capital Futures Co Xiao Jing.
Indeks London Metal Exchange dari enam logam industri telah anjlok 27% tahun ini, kinerja tahunan terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008.
Menurut pernyataan di situs konsultasi SMM Information & Technology Co, smelter di China, yang memproduksi lebih dari 40% dari seng di dunia berencana untuk memangkas produksi olahan sebanyak 500.000 ton tahun depan dan mereka menyerukan kontrol ketat terhadap kapasitas baru. Sementara tembaga dan seng memperpanjang kemerosotan setelah Glencore melakukan pengurangan pada September dan Oktober.
menghadapi kondisi tersebut, Chile Codelco sebagai produsen tembaga terbesar di dunia mengatakan di Shanghai pekan lalu, mereka lebih suka mengendalikan biaya produksi. Sedangkan Antofagasta Minerals SA menyatakan, perusahaan pertambangan global telah memangkas produksi secukupnya untuk menyeimbangkan harga pasar dan mendukung di harga sekarang.
(rna)