Bunga Kredit dan Deposito Tinggi, Daya Saing RI Lemah

Rabu, 25 November 2015 - 08:48 WIB
Bunga Kredit dan Deposito Tinggi, Daya Saing RI Lemah
Bunga Kredit dan Deposito Tinggi, Daya Saing RI Lemah
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) secara blak-blakan membeberkan kelemahan yang membuat daya saing Indonesia lemah di mata dunia, di antaranya terkait tingginya bunga kredit dan bunga deposito di perbankan nasional.

Hal tersebut diungkapkannya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (24/11/2015) malam.

Dia mengatakan, kelemahan persaingan Indonesia adalah lantaran karena tingkat suku bunga kredit yang masih lebih tinggi dibanding negara tetangga. Saat ini, tingkat suku bunga kredit di Tanah Air berkisar antara 10% hingga 12%, sementara di Malaysia hanya sekitar 5%.

"Kita kalah. Kelemahan persaingan kita itu karena sektor keuangan tingkat bunganya masih lebih tinggi dibanding negara tetangga," katanya di JCC, Jakarta,

Mantan Wapres era Presiden SBY ini menyebutkan suku bunga deposito perbankan Indonesia juga masih terlampau tinggi yaitu sekitar 8%. Tingginya suku bunga deposito ini menyebabkan investor di Tanah Air enggan membeli saham.

"‎Tadi disampaikan mengapa pembiayaan 90% masih sektor perbankan dan 10% saham. Karena tidak mungkin orang beli saham selama bunga deposito masih 8%. Coba kalau bunga deposito hanya 4-5%, pasti orang mau beli saham. Ini kontradiksi yang harus kita selesaikan. Karena tidak mungkin terjadi dua-duanya, bunga tinggi investasi tinggi. Tidak mungkin," tegasnya.

Selain itu, lanjut JK, Indonesia juga memiliki kelemahan di sektor logistik dan infrastruktur. Karena itu, pemerintah saat ini terus menggenjot pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan dan pelabuhan. Tak kalah mengerikannya, birokrasi di Tanah Air masih panjang dan menyebabkan investor enggan menanamkan modalnya di Tanah Air.

Baca juga:

BI: RI Masih Hadapi Risiko Ketidakpastian Ekonomi Global

Empat Kekuatan Domestik Penggerak Ekonomi Indonesia

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hanya 5,2%
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4483 seconds (0.1#10.140)