Rupiah Diramal Berbalik Menguat
A
A
A
JAKARTA - Laju rupiah pada hari ini diramal berbalik menguat, jika penguatan sejumlah mata uang tertentu dapat memberikan imbas positif agar dapat berbalik arah naik.
"Aura pelemahan tampak mulai terlihat meski sentimen yang ada dari laju sejumlah mata uang tertentu mengalami penguatan," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Namun, juga tetap perlu mewaspadai sentimen dan arah laju rupiah jika kenaikan yang telah dibentuk tidak mampu bertahan dan rentan terjadinya pelemahan lanjutan.
Dia memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.700-Rp13.733/USD.
Sementara rupiah kemarin kembali berpotensi mengalami pelemahan di tengah sentimen pelemahan harga minyak mentah dunia.
"Yang dimanfaatkan laju USD yang terapresiasi Terpantau laju GBP, dan CNY cenderung mengalami pelemahan," jelas Reza.
Meski demikian, tidak halnya dengan beberapa mata uang lainnya yang jelang akhir sesi mampu mengalami penguatan seiring imbas rilis penurunan markit manufacturing PMI dan existing home sales AS.
"Hal ini yang turut menanmbah sentimen negatif dan membuat laju USD tetap mengalami kenaikan. Namun demikian, penguatan sejumlah mata uang tersebut tidak terlalu ditanggapi rupiah dimana cenderung berbalik melemah," pungkasnya.
"Aura pelemahan tampak mulai terlihat meski sentimen yang ada dari laju sejumlah mata uang tertentu mengalami penguatan," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Namun, juga tetap perlu mewaspadai sentimen dan arah laju rupiah jika kenaikan yang telah dibentuk tidak mampu bertahan dan rentan terjadinya pelemahan lanjutan.
Dia memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.700-Rp13.733/USD.
Sementara rupiah kemarin kembali berpotensi mengalami pelemahan di tengah sentimen pelemahan harga minyak mentah dunia.
"Yang dimanfaatkan laju USD yang terapresiasi Terpantau laju GBP, dan CNY cenderung mengalami pelemahan," jelas Reza.
Meski demikian, tidak halnya dengan beberapa mata uang lainnya yang jelang akhir sesi mampu mengalami penguatan seiring imbas rilis penurunan markit manufacturing PMI dan existing home sales AS.
"Hal ini yang turut menanmbah sentimen negatif dan membuat laju USD tetap mengalami kenaikan. Namun demikian, penguatan sejumlah mata uang tersebut tidak terlalu ditanggapi rupiah dimana cenderung berbalik melemah," pungkasnya.
(izz)