BPS Ramal Pilkada Tak Pengaruhi Inflasi Desember
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak seluru Indonesia yang akan digelar 9 Desember 2015 tidak akan berpengaruh banyak ke inflasi Desember.
Hal tersebut dikarenakan kampanye pilkada kebanyakan menggunakan media sosial. Selain itu, banyak rambu-rambu yang sudah dibentuk untuk ketentuan pilkada tahun ini, sehingga kampanye pun bisa lebih teratur dan rapi.
"Dampaknya saya kira enggak sebesar dulu. Karena pilkadanya enggak sebesar dulu. Meskipun serentak, tapi banyak rambu-rambu saat ini. Kebanyakan gunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, jadi yang namanya bagi-bagi kaos, bagi-bagi makanan itu memberi dampak ke bahan makanan, itu dampaknya enggak begitu signifikan ke inflasi," jelasnya di kantornya, Jakarrta, Selasa (1/12/2015).
Kecuali, lanjut dia, pada kota-kota kecil dan sedang yang melakukan pilkada dan aktivitasnya cukup besar. Itu memungkinkan adanya pergerakan inflasi yang gerakannya cukup signifikan.
"Karena kan ada 200 lebih kota-kota yang lakukan pilkada. Tapi saya enggak hafal, kota-kota mana saja yang masuk kota IHK," ujar Sasmito.
Fenomena seperti itu, harus diwaspadai masing-masing daerah agar tak terjadi pelonjakan inflasi yang besar di akhir tahun dan menyebabkan inflasi nasional tinggi.
"Itu yang harus diwaspadai masing-masing daerah, apakah ada dampaknya atau tidak. Terutama kalau nanti ada bagi-bagi kaos, makanan, dan kampanye besar. Tapi saat ini kita lihat belum ada pergerakan," pungkasnya.
Baca:
Inflasi November 0,21%, Terendah dalam Lima Tahun
Harga Beras Pemicu Utama Inflasi November 2015
Hal tersebut dikarenakan kampanye pilkada kebanyakan menggunakan media sosial. Selain itu, banyak rambu-rambu yang sudah dibentuk untuk ketentuan pilkada tahun ini, sehingga kampanye pun bisa lebih teratur dan rapi.
"Dampaknya saya kira enggak sebesar dulu. Karena pilkadanya enggak sebesar dulu. Meskipun serentak, tapi banyak rambu-rambu saat ini. Kebanyakan gunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, jadi yang namanya bagi-bagi kaos, bagi-bagi makanan itu memberi dampak ke bahan makanan, itu dampaknya enggak begitu signifikan ke inflasi," jelasnya di kantornya, Jakarrta, Selasa (1/12/2015).
Kecuali, lanjut dia, pada kota-kota kecil dan sedang yang melakukan pilkada dan aktivitasnya cukup besar. Itu memungkinkan adanya pergerakan inflasi yang gerakannya cukup signifikan.
"Karena kan ada 200 lebih kota-kota yang lakukan pilkada. Tapi saya enggak hafal, kota-kota mana saja yang masuk kota IHK," ujar Sasmito.
Fenomena seperti itu, harus diwaspadai masing-masing daerah agar tak terjadi pelonjakan inflasi yang besar di akhir tahun dan menyebabkan inflasi nasional tinggi.
"Itu yang harus diwaspadai masing-masing daerah, apakah ada dampaknya atau tidak. Terutama kalau nanti ada bagi-bagi kaos, makanan, dan kampanye besar. Tapi saat ini kita lihat belum ada pergerakan," pungkasnya.
Baca:
Inflasi November 0,21%, Terendah dalam Lima Tahun
Harga Beras Pemicu Utama Inflasi November 2015
(izz)