Investor Saham Batu Bara Harus Sabar hingga 2017
Senin, 07 Desember 2015 - 15:16 WIB

Investor Saham Batu Bara Harus Sabar hingga 2017
A
A
A
JAKARTA - Direktur dan Kepala Riset Ekuitas Citigroup Securities Indonesia Ferry Wong mengemukakan, investor yang memegang saham emiten berbasis batu bara masih harus bersabar hingga 2017.
Ferry mengatakan, harga komoditas masih akan mengalami penurunan harga 2016, namun khusus batu bara akan sedikit membaik mulai 2017.
"Perkiraan di atas dilandasi dua hal. Pertama, rencana pemerintah India membangun pembangkit listrik berbahan bakar batu bara sehingga akan berdampak ada permintaan batu bara global," ujarnya di Jakarta, Senin (7/12/2015).
Menurutnya, harga komoditas tahun ini belum merangkak naik akibat turunnya permintaan secara signifikan dari China yang perekonomiannya sedang melambat.
"Karena faktor China sebagai supply chain di Asia. Kalau China melambat, kita sebagai pemasok terpengaruh," tutur dia.
Permintaan batu bara dua tahun lagi juga didongkrak kebutuhan dalam negeri melalui program pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 mega watt (MW).
"Sebagian besar pembangkit itu berbahan bakar batu bara dan ditambah dengan program 10.000 MW tahap pertama dan kedua yang belum rampung," pungkasnya.
Sekadar informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) periode November 2015 sebesar USD54,43/ton atau lebih rendah 5,15% dibanding Oktober 2015.
Ferry mengatakan, harga komoditas masih akan mengalami penurunan harga 2016, namun khusus batu bara akan sedikit membaik mulai 2017.
"Perkiraan di atas dilandasi dua hal. Pertama, rencana pemerintah India membangun pembangkit listrik berbahan bakar batu bara sehingga akan berdampak ada permintaan batu bara global," ujarnya di Jakarta, Senin (7/12/2015).
Menurutnya, harga komoditas tahun ini belum merangkak naik akibat turunnya permintaan secara signifikan dari China yang perekonomiannya sedang melambat.
"Karena faktor China sebagai supply chain di Asia. Kalau China melambat, kita sebagai pemasok terpengaruh," tutur dia.
Permintaan batu bara dua tahun lagi juga didongkrak kebutuhan dalam negeri melalui program pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 mega watt (MW).
"Sebagian besar pembangkit itu berbahan bakar batu bara dan ditambah dengan program 10.000 MW tahap pertama dan kedua yang belum rampung," pungkasnya.
Sekadar informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) periode November 2015 sebesar USD54,43/ton atau lebih rendah 5,15% dibanding Oktober 2015.
(izz)