Rupiah Melemah Imbas Kebutuhan USD Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Analis Ekonomi William Surya Wijaya mengatakan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga tembus di angka Rp14.060/USD dikarenakan meningkatnya permintaan USD jelang akhir tahun. Selain itu menurutnya devaluasi mata uang China, Yuan yang kembali terdepresiasi atas USD jelang pengumuman fed rate (suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat) juga memberikan efek negatif.
(Baca Juga: Yuan Devaluasi, Rupiah Tepar di Atas Rp14.000/USD)
Dia menambahkan seperti tahun-tahun sebelumnya, permintaan USD pada akhir tahun memang meningkat utamanya karena menjelang Natal dan tahun baru yang biasanya digunakan untuk liburan masyarakat Indonesia baik ke dalam maupun luar negeri.
"Memang kemarin sempat tembus Rp14.060 itu karena permintaan USD yang meningkat. Maklumi saja karena menjelang akhir tahun banyak yang mau liburan dan lainnya," jelasnya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu, (12/12/2015)
Sedangkan menurut Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih, devaluasi Yuan diperkirakan juga akan turut mempengaruhi pelemahan rupiah di akhir tahun selain banyaknya permintaan USD.
"Jika devaluasi terus berlanjut tentunya akan mempengaruhi mata uang kita juga. Tapi kita berharap jangan sampai tembus terlalu jauh," kata Lana.
(Baca Juga: Yuan Devaluasi, Rupiah Tepar di Atas Rp14.000/USD)
Dia menambahkan seperti tahun-tahun sebelumnya, permintaan USD pada akhir tahun memang meningkat utamanya karena menjelang Natal dan tahun baru yang biasanya digunakan untuk liburan masyarakat Indonesia baik ke dalam maupun luar negeri.
"Memang kemarin sempat tembus Rp14.060 itu karena permintaan USD yang meningkat. Maklumi saja karena menjelang akhir tahun banyak yang mau liburan dan lainnya," jelasnya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu, (12/12/2015)
Sedangkan menurut Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih, devaluasi Yuan diperkirakan juga akan turut mempengaruhi pelemahan rupiah di akhir tahun selain banyaknya permintaan USD.
"Jika devaluasi terus berlanjut tentunya akan mempengaruhi mata uang kita juga. Tapi kita berharap jangan sampai tembus terlalu jauh," kata Lana.
(akr)