Impor Perhiasan RI Melonjak 607%

Rabu, 16 Desember 2015 - 00:27 WIB
Impor Perhiasan RI Melonjak 607%
Impor Perhiasan RI Melonjak 607%
A A A
JAKARTA - Neraca perdagangan pada November 2015 kembali defisit ditopang meningkatnya impor dan menurunnya kinerja ekspor. Salah satu kelompok komoditas impor yang mengalami lonjakan tertinggi adalah perhiasan/permata yang naik hingga 607,3% secara bulanan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, impor pada November mencapai USD11,5 miliar atau naik sebesar 3,6% dibanding Oktober 2015. Impor migas mengalami penurunan 6,9% karena menurunnya impor hasil minyak minus 10,2% dan impor gas minus 17%. "Sementara untuk non-migas terjadi peningkatan (impor) 5,6%," kata Suryamin di kantornya, Selasa (15/12/2015).

Dia menuturkan, tiga komoditas yang mengalami pertumbuhan impor tertinggi adalah perhiasan/permata yang naik menjadi USD255,7 juta atau naik 607,3%, serelia/biji-bijian naik USD128,4 juta atau naik 58,9%, dan besi dan baja yang naik USD146 juta atau naik 17,6%.

Berdasarkan data BPS yang diperoleh, melonjaknya nilai impor perhiasan/permata pada November didorong oleh impor emas batangan SA metalor dengan kadar kemurnian 99,99%. Emas seberat 8 ribu ton itu diproduksi oleh perusahaan yang berinduk di Swiss dan diimpor dengan nilai USD291,7 juta.

"Jumlah tersebut mencapai 98,23% dari total impor kelompok perhiasan/permata sebesar USD297 juta. Sepanjang tahun ini, emas batangan tersebut sudah diimpor sebanyak 17 ribu ton dengan nilai USD603,4 juta," katanya.

Adapun komoditas perhiasan/permata lainnya yang diimpor pada November adalah kawat emas Heraeus senilai USD1,1 juta, material Silver-Flo 55 senilai USD620 ribu, kawat emas senilai USD574 ribu, anting Melissa Statement USD405 ribu, dan sebagainya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9212 seconds (0.1#10.140)