Bank Dunia: Belanja Pemerintah Dorong Pertumbuhan RI 2016

Rabu, 16 Desember 2015 - 04:12 WIB
Bank Dunia: Belanja...
Bank Dunia: Belanja Pemerintah Dorong Pertumbuhan RI 2016
A A A
JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) mengemukakan naiknya belanja modal pemerintah hampir 50% (year on year) telah mendukung pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015. Belanja pemerintah dapat mempercepat pertumbuhan pada 2016, apabila perbaikan belanja terus dilakukan.

Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan, reformasi lainnya seperti tujuh paket kebijakan ekonomi juga dapat memperbaiki sentimen investor. "Tapi yang paling utama mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni konsumsi rumah tangga domestik," ujar Rodrigo di Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Dia mengungkapkan, proyeksi Bank Dunia pada 2016 tidak berubah dari proyeksi IEQ Oktober 2015, yakni di angka 5,3%. Sementara pertumbuhan PDB pada kuartal III sebesar 4,7% (yoy), atau sama seperti pada kuartal pertama dan kedua 2015.

Tetapi, seiring dengan berkurangnya permintaan dari China dan antisipasi pasar kemungkinan naiknya tingkat suku bunga Amerika, dia memprediksi tahun depan masih terdapat tantangan.

Baca: Bank Dunia Ingatkan Indonesia Negara Paling Timpang di Asia

"Mungkin akan terjadi gejolak pasar. Karena itu, sangat dihargai komitmen anggaran akan investasi publik yang lebih banyak untuk infrastruktur, layanan kesehatan, dan program bantuan sosial. Hal tersebut dapat memperkuat proyeksi pertumbuhan dan membantu masyarakat miskin dan rentan," ujar Rodrigo.

Di samping itu, lanjut dia, kebakaran hutan pada tahun ini juga dapat menghambat pertumbuhan PDB, dan membawa kerugian bagi Indonesia senilai USD16,1 miliar, atau setara dengan 1,9% PDB.

Dia menjelaskan, PDB Kalimantan (daerah dengan dampak paling parah), turun 1,2% (qtq) pada kuartal ketiga, sebagian besar dikarenakan kebakaran hutan dan asap. Sementara PDB Kalimantan Timur tumbuh hanya 3,5% (yoy) dan Papua tumbuh hanya 0,6% (yoy).

Lebih lanjut, Rodrigo menuturkan, meskipun belanja sektor publik telah membaik dengan anggaran lebih tinggi bagi prioritas pembangunan dan implementasi yang lebih cepat, namun penerimaan negara masih di bawah harapan.

"Hal ini bisa menjadi kendala juga bagi implementasi rencana belanja negara tahun depan dan dapat membatasi prospek pertumbuhan," timpal ekonom utama Bank Dunia di Indonesia, Ndiame Diop.

Dia menyebutkan, jika tujuh paket kebijakan ekonomi diimplementasikan secara efektif, maka dapat membantu pengurangan kendala bagi dunia usaha dan mendorong investasi swasta. Apalagi, untuk jangka panjang, meningkatnya investasi sangat penting guna kembalinya pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan perbaikan lapangan kerja.

“Apabila reformasi dilanjutkan dan implementasinya efektif, Indonesia dapat menjaga diri dari potensi volatilitas dan menikmati pertumbuhah lebih tinggi pada tahun 2016,” tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8076 seconds (0.1#10.140)