Ramalan Bank Dunia: Ekonomi Global 2021 Masih Seret, Hanya Tumbuh 4%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan ekonomi global pada 2021 tumbuh 4% dengan asumsi vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan di awal tahun. Namun asusmi tersebut bisa tertahan apabila penanganan corona tidak dilakukan dengan tegas dan perlunya reformasi di sektor keuangan.
"Meskipun ekonomi global tumbuh kembali setelah kontraksi 4,3% pada tahun 2020, pandemi telah menyebabkan banyak kematian dan penyakit, membuat jutaan orang jatuh miskin, dan dapat menekan aktivitas ekonomi dan pendapatan untuk jangka waktu yang lama," kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (6/1/2020).
Adapun prioritas kebijakan jangka pendek utama adalah mengendalikan penyebaran corona dan memastikan penyebaran vaksin yang cepat dan luas. Untuk mendukung pemulihan ekonomi, otoritas juga perlu memfasilitasi siklus reinvestasi yang bertujuan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang tidak terlalu bergantung pada utang pemerintah.
"Sementara ekonomi global tampaknya telah memasuki pemulihan yang lemah, para pembuat kebijakan menghadapi tantangan yang berat dalam kesehatan masyarakat, manajemen utang, kebijakan anggaran, bank sentral dan reformasi struktural ketika mereka mencoba untuk memastikan bahwa pemulihan global yang masih rapuh ini mendapatkan daya tarik dan menetapkan dasar untuk pertumbuhan yang kuat," katanya.
Untuk mengatasi dampak pandemi dan melawan angin sakal investasi, perlu ada dorongan besar untuk memperbaiki lingkungan bisnis, meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja dan pasar produk, serta memperkuat transparansi dan tata kelola. Di negara-negara maju, rebound yang baru terjadi terhenti di kuartal ketiga menyusul kebangkitan infeksi, menunjukkan pemulihan yang lambat dan menantang. PDB AS diperkirakan akan meningkat 3,5% pada tahun 2021, setelah diperkirakan mengalami kontraksi 3,6% pada tahun 2020.
Di kawasan Eropa, output diantisipasi untuk tumbuh 3,6% tahun ini, menyusul penurunan 7,4% pada tahun 2020. Aktivitas di Jepang, yang menyusut 5,3% di tahun yang baru saja berakhir, diperkirakan tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2021. Sementara itu PDB agregat di pasar negara berkembang termasuk China, diharapkan tumbuh 5% pada tahun 2021, setelah kontraksi sebesar 2,6% pada tahun 2020.
Menurut dia Ekonomi China diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,9% tahun ini setelah pertumbuhan 2% tahun lalu. "Tidak termasuk China, pasar berkembang dan negara berkembang diperkirakan akan tumbuh 3,4% pada 2021 setelah kontraksi 5% pada 2020. Di antara negara berpenghasilan rendah, aktivitas diproyeksikan meningkat 3,3% pada 2021, setelah kontraksi 0,9% pada 2020," beber dia
"Meskipun ekonomi global tumbuh kembali setelah kontraksi 4,3% pada tahun 2020, pandemi telah menyebabkan banyak kematian dan penyakit, membuat jutaan orang jatuh miskin, dan dapat menekan aktivitas ekonomi dan pendapatan untuk jangka waktu yang lama," kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (6/1/2020).
Adapun prioritas kebijakan jangka pendek utama adalah mengendalikan penyebaran corona dan memastikan penyebaran vaksin yang cepat dan luas. Untuk mendukung pemulihan ekonomi, otoritas juga perlu memfasilitasi siklus reinvestasi yang bertujuan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang tidak terlalu bergantung pada utang pemerintah.
"Sementara ekonomi global tampaknya telah memasuki pemulihan yang lemah, para pembuat kebijakan menghadapi tantangan yang berat dalam kesehatan masyarakat, manajemen utang, kebijakan anggaran, bank sentral dan reformasi struktural ketika mereka mencoba untuk memastikan bahwa pemulihan global yang masih rapuh ini mendapatkan daya tarik dan menetapkan dasar untuk pertumbuhan yang kuat," katanya.
Untuk mengatasi dampak pandemi dan melawan angin sakal investasi, perlu ada dorongan besar untuk memperbaiki lingkungan bisnis, meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja dan pasar produk, serta memperkuat transparansi dan tata kelola. Di negara-negara maju, rebound yang baru terjadi terhenti di kuartal ketiga menyusul kebangkitan infeksi, menunjukkan pemulihan yang lambat dan menantang. PDB AS diperkirakan akan meningkat 3,5% pada tahun 2021, setelah diperkirakan mengalami kontraksi 3,6% pada tahun 2020.
Di kawasan Eropa, output diantisipasi untuk tumbuh 3,6% tahun ini, menyusul penurunan 7,4% pada tahun 2020. Aktivitas di Jepang, yang menyusut 5,3% di tahun yang baru saja berakhir, diperkirakan tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2021. Sementara itu PDB agregat di pasar negara berkembang termasuk China, diharapkan tumbuh 5% pada tahun 2021, setelah kontraksi sebesar 2,6% pada tahun 2020.
Menurut dia Ekonomi China diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,9% tahun ini setelah pertumbuhan 2% tahun lalu. "Tidak termasuk China, pasar berkembang dan negara berkembang diperkirakan akan tumbuh 3,4% pada 2021 setelah kontraksi 5% pada 2020. Di antara negara berpenghasilan rendah, aktivitas diproyeksikan meningkat 3,3% pada 2021, setelah kontraksi 0,9% pada 2020," beber dia
(nng)